Dialah pemuas pria dalam seks

Wanita penuh resep.

Sebagian besar wanita tahu cara membahagiaan dan memuaskan pasangannya, pria seperti Anda, dengan langsung merangsang area bawah pusar. Namun, wanita ini memiliki resep khusus yang berbeda.

Teknik maupun cara yang tak biasa sehingga pria pasangannya langsung bisa merasakan sensasi kenikmatan luar biasa. Anda memiliki wanita dengan resep bercinta seperti ini? Wow, sungguh Anda pria yang beruntung.

Wanita penuh servis.

Wanita ini mampu melayani atau memberikan sejumlah servis memuaskan. Wanita jenis ini tahu apa yang diinginkan para pria. Terkadang Anda tak memimpikan hubungan seks aneh, tetapi hanya cukup oral seks saja. Nah, wanita seperti ini pasti menguasai teknik oral seks dengan sempurna. Maklum, wanita ini mampu memberikan sensasi kenikmatan hubungan intim yang luar biasa.

Alasannya sederhana saja, wanita ini dengan senang hati memenuhi segala keinginan pria dalam bercinta.

Wanita penuh eksperimen

Wanita ini tak akan pernah membuang peluang untuk bereksperimen. Entah gaya, variasi atau pun teknik pemanasan sebelum bercinta. Anda sebagai pria hanya menandingi aksi bercintanya. Jaminannya, Anda akan terbang ke langit ke tujuh. Sekadar menyarankan, nikmatilah semua eksperimennya.

Wanita penuh inovasi

Gairah dan nuansa baru dalam bercinta selalu ada pada wanita ini. Adakalanya ia mencari inspirasi dan inovasi setiap kali melakukan hubungan seksual.

Misalnya, seperti menyewa blue film agar variasi bertambah. Hebatnya, kadang kala hanya imajinasinya saja yang divisualisasikan.

Jelas, wanita seperti ini harus segera Anda tanggapi. Gairah barunya merupakan 'kado' ternikmat untuk Anda. Hebatnya lagi, bilamana gairah bercinta menurun, ada saja siasat yang dimiliki wanita ini. Mulai berhubungan intim di tempat baru, foreplay aneka gaya variasi baru, membaca majalah porno sambil bercinta, dan masih banyak yang lainnya. Pastinya, imajinasi bercintanya sungguh luar biasa.

Wanita penuh godaan

Rela bangun lebih pagi hanya untuk mempersiapkan diri agar lebih menggairahkan. Wuih, wanita ini memang biasanya pagi hari sudah mandi sehingga bentuk tubuh indahnya sudah bersih, wangi, dan menggairahkan. Tanpa perlu aba-aba, wanita ini siap melakukan apapun yang Anda kehendaki. Anda sebagai pria normal, pastilah tak akan menolak jika wanita ini selalu menggoda penuh gairah. Godaan penuh gairahnya, seperti godaan ketika pertama kali wanita ini menggoda Anda bercengkrama di ranjang. Sungguh amat menggairahkan, bahkan untuk melihat wanita ini saja sudah merupakan kenikmatan tersendiri. [Habis/aji/mor]
sumber;http://www.inilah.com/news/read/2010/03/02/377481/inilah-wanita-pemuas-pria-2/

Jenis Wanita Pemuas Lelaki

Anda adalah pria yang sangat menginginkan percintaan luar biasa? Sepertinya, inilah pasangan wanita yang Anda butuhkan.

Wanita penuh gairah
Wanita jenis ini mampu menyalakan api asmara tanpa menunggu lama rangsangan pria. Maklum, gairahnya sangat tinggi.

Banyak survei menyatakan perempuan seperti ini mampu berfantasi penuh gairah. Seperti mengandaikan dirinya sendiri telanjang di tempat umum atau di mana pun. Wanita ini yang kerap bisa membuat para pria jatuh di pelukannya.

Wanita penuh kenikmatan
Bentuk keyakinan diri yang besar pada perempuan bertipe 'tubuhku, kenikmatanku'. Wanita ini memandang dirinya sebagai wanita penuh kenikmatan. Pasalnya, bila Anda para pria tidak atau kurang mampu memuaskan, justru wanita ini akan membimbing menunjukkan titik-titik rangsangan yang penuh kenikmatan. Semisal menunjukkan tempat G-spot. Maklum, inisatifnya sangat tinggi.

Wanita penuh keganasan
Wanita yang full ganas ketika berhubungan intim, pasti akan mengakui bahwa dirinya seorang Dewi Cinta. Tak ada yang tak disukainya dalam berhubungan seks. Wanita ini sangat menyukai striptis atau tarian erotis di depan para pria sebelum hubungan intim dilakukan. Wanita ini mau melakukan apa saja demi kepuasan bersama. Terkadang mengelabui sesuatu, namun pada akhirnya demi menginginkan hubungan intim.

Wanita penuh desahan
Desahan, erangan, jeritan bahkan teriakan seorang wanita, biasanya para pria dapat terpacu untuk semakin memaksimalkan upayanya saat bercinta. Wanita ini biasanya sangat bebas mengekspresikan kenikmatan yang dirasakannya. Biasanya suka menjerit atau teriak ketika dirangsang dan tanpa segan terus mendesah sambil minta diciumi titik sensitif kenikmatan seksual di sekujur tubuh. Misal, payudara, kaki, leher, telinga, dan lainnya. Wanita ini sangat ekspresif menunjukkan erotisnya.

Wanita penuh toleransi
Tak ada orientasi pada orgasme, tetapi wanita ini menikmati proses menuju orgasme. Maklum, wanita ini sangat mudah untuk meraih orgasme. Wanita ini penuh toleransi dalam berupaya semaksimal mungkin mencapai titik klimaks, dan tidak menganggap orgasme sebagai bonus.

Wanita ini beranggapan rangkaian menuju orgasme penuh dengan kenikmatan dan keasyikan. Orgasme atau tidak, sebenarnya tergantung keyakinan diri sendiri. Tetap ia beranggapan dan yakin akan orgasme, maka apa pun rangkaian hubungan intim dengannya akan membuahkan orgasme.
(dat06/inilah)
sumber;http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=93838:5-tipe-wanita-pemuas-pria&catid=61:seks&Itemid=136

Aksi lucah dalam kereta

Kejadian ini telah berlaku di dalam kereta dan sterusnya di hotel. Ketika itu saya sedang menjalani kursus dan tinggal berjauhan dengan suami serta anak-anak.

Satu hari rakan lelaki sekursus saya bernama Andy telah mengajak saya pulang menaiki keretanya. Saya setuju kerana sudah seminggu saya tidak pulang ke rumah menjenguk suami. Kebetulan Andy, rakan saya itu satu daerah dengan saya. Maka saya tidak ragu-ragu untuk mengikutinya.

Kami bertolak selepas kursus petang hari Jumaat dan hanya berdua-dua sahaja. Andy mengajak saya makan sebelum bertolak. Selepas makan kira-kira pukul 7.00 malam kamipun bertolak. Saya mengagak kami akan sampai di rumah pada puku 8.30 malam dan memang hatiku tak sabar-sabar lagi hendak bertemu keluarga terutama sekali suamiku (anda semua faham lah tuuu). Di sepanjang jalan Andy sangat mesra denganku dan tak putus-putus dia bercerita. Saya rasa sangat terhibur. Tetapi ketika semakin sunyi jalan yang dilalui Andy mengubah cerita lucunya dengan cerita lucah. Pada mulanya cerita lucah yang ringan, tetapi lama-kelamaan menjadi semakin 'hot'. saya mulai rasa sangsi dan bimbang. Tambahan pula jalan yang dilalui itu sunyi dan jarang kenderaan. Bimbang dia akan mengambil kesempatan mencabuli saya.

Dan terkaan saya tidak melencong kerana Andy dengan tiba-tiba meraba-raba lutut saya yang kebetulan terbuka kerana pada masa itu saya hanya memakai mini skirt sahaja. Saya lantas menolak tangan Andy. Namun tangan Andy semakin nakal dan perasaan saya menjadi berubah. Pada malam itu saya teringat akan suami saya. Pastilah saya tak akan kesampaian bersama dengan suami saya jika Andy terus-terusan mengusik saya. Walaupun saya berusaha untuk mengelak dengan merayu supaya jangan buat tak senonoh dengan saya tetapi dia pula merayu-rayu dengan mulut yang sangat bermadu. Tangannya semakin liar menyentuhi mahkota payu daraku dan mahkota di celah-celah pahaku yang kupertahan dengan hanya menggepit kedua-dua kkakiku. Kadang-kadang kereta yang dipandu Andy hampir-hampir terbabas dan aku semakin menjadi takut.

Akhirnya Andy telah menyimpang di suatu kawasan yang sunyi yang aku sendiri tidak cam tempatnya. Apabila Andy memberhentikan keretanya terus saya dia memegang tanganku dan aku seolah-olah tidak berupaya bergerak. di sinilah bermula segala galanya.

Lantas saja dia mengucupi bibirku dan dengan tiba-tiba sahaja aku menjadi terhayal dan aku lupa segala-galanya. Kucupannya aku balas dan aku merasakan air mengalir di bahgian farajku yang sebenarnya telahpun mula mengalir sejak aku di dalam kereta lagi. Aku juga antara sedar dan tak sedar Skirt dan seluarku telah dilucutkan oleh Andy. Kemudian baju-T dan Braku juga telah dilucutkan. Setelah habis seluruh tubuhku dijilat oleh Andy, aku hanya dapat menggamit dan mengeluh kerana nikmatnya amat luar biasa. Maklumlah inilah lelaki pertama aku merasainya selepas suamiku. Akhirnya Andy menebuk farajku dengan zakarnya yang luarbiasa besarnya serta agak panjang sehingga pangkal rahimku terjolok-jolok dibuatnya. Andy sungguh hebat bermain peranan, sehinggakan kereta tempat kami menikmati batin pada masa itu seolah-olah hendak roboh. Rancaknya batang zakar Andy bergeser dengan farajku seolah-olah umbuh enjin kereta yang ditekan-tekan minyaknya. Dalam tempoh 10 minit sahaja aku telah mencapai sehingga 3 kali climaxnya dan akhirnya air sperma Andy telah memancut dengan sungguh deras sekali di dalam farajku dan seolah-olah membanjiri rahimku. Sehingga kini, masih aku membayangkan belum pernah aku merasa aliran air sperma di batang zakar Andy yang dilepaskannya seperti sepuluh kali das tembakan. Selepas itu kami tersadai dan terlelap seketika.

Apabila aku tersedar,dalam sinar kereta lampu dalam kereta Andy sedang mengenakan pakaianya dan lantas aku menangis. Andy memujuk aku dan setelah reda Andy berpatah balik ke kota dan kami telah menginap di hotel. Kami tidak jadi pulang sebaliknya tinggal di hotel dari hari Jumaat sehingga awal pagi hari Isnin dan pergi ke kursus seperti biasa. Sesungguhnya aku merasakan seolah-olah aku pergi berbulan-madu dan bukannya pergi berkursus. Sehingga hari ini kami tetap berhubungan dan masih melakukanya sekali atau dua kali sebulan.
sumber;http://malaysiastory.blogspot.com/

Dokter wanita yang curang

Dokter Miranti
Dalam sebuah seminar sehari di hall Hotel Hilton International di Jakarta, tampak seorang wanita paruh baya berwajah manis sedang membacakan sebuah makalah tentang peranan wanita modern dalam kehidupan rumah tangga keluarga bekerja. Dengan tenang ia membaca makalah itu sambil sesekali membuat lelucon yang tak ayal membuat para peserta seminar itu tersenyum riuh. Permasalahan yang sedang dibahas dalam seminar itu menyangkut perihal mengatasi problem perselingkuhan para suami yang selama ini memang menjadi topik hangat baik di forum resmi ataupun tidak resmi. Beberapa peserta seminar yang terdiri dari wanita karir, ibu-ibu rumah tangga dan para pelajar wanita itu tampak serius mengikuti jalannya seminar yang diwarnai oleh perdebatan antara pakar sosiologi keluarga yang sengaja diundang untuk menjadi pembicara. Hadir juga beberapa orang wartawan yang meliput jalannya seminar sambil ikut sesekali mengajukan pertanyaan ke arah peserta dan pembicara. Suasana riuh saat wanita pembicara itu bercerita tentang seorang temannya yang bersuamikan seorang pria mata keranjang doyan main perempuan. Berbagai pendapat keluar dalam perdebatan yang diarahkan oleh moderator.

Diakhir sesi pertama saat para peserta mengambil waktu istirahat selama tiga puluh menit, tampak wanita pembicara itu keluar ruangan dengan langkah cepat seperti menahan sesuatu. Ia berjalan dengan cepat menuju toilet di samping hall tempat seminar. Namun saat melewati lorong menuju tempat itu ia tak sadar menabrak seseorang, akibatnya ia langsung terhenyak.
"Oh..., maaf, saya tidak melihat anda..., maaf ya?", seru wanita itu pada orang yang ditabraknya, namun orang itu seperti tak mengacuhkan.
"Oke...", sahut pria muda berdasi itu lembut dan berlalu masuk ke dalam toilet pria.

Wanita itupun bergegas ke arah toilet wanita yang pintunya berdampingan dengan pintu toilet pria. Beberapa saat lamanya wanita itu di sana lalu tampak lelaki itu keluar dari toilet dan langsung menuju ke depan cermin besar dan mencuci tangannya. Kemudian wanita tadi muncul dan menuju ke tempat yang sama, keduanya sesaat saling melirik. "Hai", tegur pria itu kini mendahului.
"Halo..., anda peserta seminar?", tanya si wanita.
"Oh, bukan. Saya bekerja di sini, maksud saya di hotel ini", jawab pria itu.
"Oh..., kalau begitu kebetulan, saya rasa setelah seminar ini saya akan kontak lagi dengan manajemen hotel ini untuk mengundang sejumlah pakar dari Amerika untuk seminar masalah kesehatan ibu dan anak. Ini kartu namaku", kata wanita itu sambil mengulurkan tangannya pada pria itu. Lelaki itu mengambil secarik kartu dari dompetnya dan menyerahkannya pada wanita itu.

"Dokter Miranti Pujiastuti, oh ternyata Ibu ini pakar ilmu kedokteran ibu dan anak yang terkenal itu, maaf saya baru pertama kali melihat Ibu. Sebenarnya saya banyak membaca tulisan-tulisan Ibu yang kontroversial itu, saya sangat mengagumi Ibu", mendadak pria itu menjadi sangat hormat.
"Ah kamu, jangan terlalu berlebihan memuji aku, dan kamu..., hmm..., Edo Prasetya, wakil General Manager Hilton International Jakarta. Kamu juga hebat, manajer muda", seru wanita itu sambil menjabat tangan pemuda bernama Edo itu kemudian.
"Kalau begitu saya akan kontak anda mengenai masalah akomodasi dan acara seminar yang akan datang, senang bertemu anda, Edo", seru wanita itu sambil kemudian berlalu.
"Baik, Bu dokter", jawab sahut pria itu dan membiarkan wanita paruh baya itu berlalu dari ruangan di mana mereka berbicara.

Sejenak kemudian pemuda itu masih tampak memandangi kartu nama dokter wanita itu, ia seperti sedang mengamati sesuatu yang aneh.
"Bukankah dokter itu cantik sekali?", ia berkata dalam hati.
"Oh aku benar-benar tak tahu kalau ia dokter yang sering menjadi perhatian publik, begitu tampak cantik di mataku, meski sudah separuh baya, ia masih tampak cantik", benaknya berbicara sendiri.
"Ah kenapa itu yang aku pikirkan?", serunya kemudian sambil berlalu dari ruangan itu.

Sementara itu di sebuah rumah kawasan elit Menteng Jakarta pusat tampak sebuah mobil memasuki halaman luas rumah itu. Wanita paruh baya bernama dokter Miranti itu turun dari sedan Mercy hitam dan langsung memasuki rumahnya. Wajah manis wanita paruh baya itu tampaknya menyimpan sebuah rasa kesal dalam hati. Sudah seminggu lamanya suami wanita itu belum pulang dari perjalanan bisnis keluar negeri. Sudah seminggu pula ia didera isu dari rekan sejawat suaminya tentang tingkah laku para pejabat dan pengusaha kalangan atas yang selalu memanfaatkan alasan perjalanan bisnis untuk mencari kepuasan seksual di luar rumah alias perselingkuhan.

Wanita itu menghempaskan badannya ke tempat tidur empuk dalam ruangan luas itu. Ditekannya remote TV dan melihat program berita malam yang sedang dibacakan penyiar. Namun tak berselang lama setelah itu dilihatnya di TV itu seorang lelaki botak yang tak lain adalah suaminya sedang berada dalam sebuah pertemuan resmi antar pengusaha di Singapura. Namun yang membuat hati wanita itu panas adalah saat melihat suaminya merangkul seorang delegasi dagang Singapura yang masih muda dan cantik. Sejenak ia memandang tajam ke arah televisi besar itu lalu dengan gemas ia membanting remote TV itu ke lantai setelah mematikan TV-nya.
"Ternyata apa yang digosipkan orang tentang suamiku benar terjadi, huh", seru wanita itu dengan hati dongkol.
"Bangsaat..! ", Teriaknya kemudian sambil meraih sebuah bantal guling dan menutupi mukanya.

Tak seorangpun mendengar teriakan itu karena rumah besar itu dilengkapi peredam suara pada dindingnya, sehingga empat orang pembantu di rumah itu sama sekali tidak mengetahui kalau sang nyonya mereka sedang marah dan kesal. Ia menangis sejadi-jadinya, bayang-bayang suaminya yang berkencan dengan wanita muda dan cantik itu terus menghantui pikirannya. Hatinya semakin panas sampai ia tak sanggup menahan air matanya yang kini menetes di pipi.

Tiga puluh menit ia menangis sejadi-jadinya, dipeluknya bantal guling itu dengan penuh rasa kesal sampai kemudian ia jatuh tertidur akibat kelelahan. Namun tak seberapa lama ia terkulai tiba-tiba ia terhenyak dan kembali menangis. Rupanya bayangan itu benar-benar merasuki pikirannya hingga dalam tidurnyapun ia masih membayangkan hal itu. Sejenak ia kemudian berdiri dan melangkah keluar kamar tidur itu menuju sebuah ruangan kecil di samping kamar tidurnya, ia menyalakan lampu dan langsung menuju tumpukan obat yang memenuhi sebagian ruangan yang mirip apotik keluarga. Disambarnya tas dokter yang ada di situ lalu membuka sebuah bungkusan pil penenang yang biasa diberikannya pada pasien yang panik. Ditelannya pil itu lalu meminum segelas air.

Beberapa saat kemudian ia menjadi tenang kemudian ia menuju ke ruangan kerjanya yang tampak begitu lengkap. Di sana ia membuka beberapa buku, namun bebarapa lamanya kemudian wanita itu kembali beranjak menuju kamar tidurnya. Wajahnya kini kembali cerah, seberkas senyuman terlihat dari bibirnya yang sensual. Ia duduk di depan meja rias dengan cermin besar, hatinya terus berbicara.

"Masa sih aku harus mengalah terus, kalau bangsat itu bisa berselingkuh kenapa aku tidak", benaknya sambil menatap dirinya sendiri di cermin itu. Satu-persatu di lepasnya kancing baju kerja yang sedari tadi belum dilepasnya itu, ia tersenyum melihat keindahan tubuhnya sendiri. Bagian atas tubuhnya yang dilapisi baju dalam putih berenda itu memang tampak sangat mempesona. Meski umurnya kini sudah mencapai empat puluh tahun, namun tubuh itu jelas akan membuat lelaki tergiur untuk menyentuhnya.

Kini ia mulai melepaskan baju dalam itu hingga bagian atas tubuhnya kini terbuka dan hanya dilapisi BH. Perlahan ia berdiri dan memutar seperti memamerkan tubuhnya yang bahenol itu. Buah dadanya yang besar dan tampak menantang itu diremasnya sendiri sambil mendongak membayangkan dirinya sedang bercinta dengan seorang lelaki. Kulitnya yang putih mulus dan bersih itu tampak tak kalah mempesonakan.
"Kalau bangsat itu bisa mendapat wanita muda belia, kurasa tubuh dan wajahku lebih dari cukup untuk memikat lelaki muda", gumamnya lagi.
"Akan kumulai sekarang juga, tapi..", tiba-tiba pikirannya terhenti.
"Selama ini aku tak pernah mengenal dunia itu, siapakah yang akan kucari? hmm..".

Tangannya meraih tas kerja di atas mejanyanya, dibongkarnya isi tas itu dan menemukan beberapa kartu nama, sejenak ia memperhatikannya.
"Dokter Felix, lelaki ini doyan nyeleweng tapi apa aku bisa meraih kepuasan darinya? Lelaki itu lebih tua dariku", katanya dalam hati sambil menyisihkan kartu nama rekan dokternya itu.
"Basuki Hermawan, ah..., pejabat pajak yang korup, aku jijik pada orang seperti ini", ia merobek kartu nama itu.
"Oh ya..., pemuda itu, yah..., pemuda itu, siapakah namanya, Dodi?.., oh bukan. Doni?.., oh bukan juga, ah di mana sih aku taruh kartu namanya..", ia sibuk mencari, sampai-sampai semua isi tak kerja itu dikeluarkannya namun belum juga ia temukan.
"Bangsat! Aku lupa di mana menaruhnya", sejenak ia berhenti mencari dan berpikir keras untuk mencoba mengingat di mana kartu nama pemuda gagah berumur dua puluh limaan itu. Ia begitu menyukai wajah pemuda yang tampak polos dan cerdas itu. Ia sudah terbayang betapa bahagianya jika pemuda itu mau diajak berselingkuh.

"Ahaa! Ketemu juga kau!", katanya setengah berteriak saat melihat kartu nama dengan logo Hilton International. Ia beranjak berdiri dan meraih hand phone, sejenak kemudian ia sudah tampak berbicara.
"Halo, dengan Edo..., maaf Bapak Edo?".
"Ya benar, saya Edo tapi bukan Bapak Edo, anda siapa", terdengar suara ramah di seberang.
"Ah maaf..., Edo, saya Dokter Miranti, kamu masih ingat? Kita ketemu di Rest Room hotel Hilton International tadi siang".
"Oooh, Bu dokter, tentu dong saya ingat. Masa sih saya lupa sama Bu dokter idola saya yang cantik".
"Eh kamu bisa saja, Do".
"Gimana Bu, ada yang bisa saya bantu?", tanya Edo beberapa saat setelah itu.
"Aku ingin membicarakan tentang seminar minggu depan untuk mempersiapkan akomodasinya, untuk itu sepertinya kita perlu berbicara".
"No problem, Bu. Kapan ibu ada waktu".
"Lho kok jadi nanya aku, ya kapan kamu luang aja dong".
"Nggak apa-apa Bu, untuk orang seperti ibu saya selalu siap, gimana kalau besok kita makan siang bersama".
"Hmm..., rasanya aku besok ada operasi di rumah sakit. Gimana kalau sekarang saja, kita makan malam".
"Wah kebetulan Bu, saya memang lagi lapar. baiklah kalau begitu, saya jemput ibu".
"Oohh nggak usah, biar ibu saja yang jemput kamu, kamu di mana?".
"wah jadi ngerepotin dong, tapi oke-lah. Saya tunggu saja di Resto Hilton, okay?".
"Baik kalau begitu dalam sepuluh menit saya datang", kata wanita itu mengakhiri percakapannya.

Lalu dengan tergesa-gesa ia mengganti pakaian yang dikenakannya dengan gaun terusan dengan belahan di tengah dada. Dengan gesit ia merias wajah dan tubuh yang masih tampak menawan itu hingga tak seberapa lama kemudian ia sudah tampak anggun.
"Mbok..!", ia berteriak memanggil pembantu.
"Dalem..., Nyaah!", sahut seorang yang tiba-tiba muncul dari arah dapur.
"Malam ini ibu ndak makan di rumah, nanti kalau tuan nelpon bilang saja ibu ada operasi di rumah sakit".
"Baik, Nyah..", sahut pembantunya mengangguk.
Sang dokter itupun berlalu meninggalkan rumahnya tanpa diantar oleh sopir.

Kini sang dokter telah tampak menyantap hidangan makan malam itu bersama pemuda tampan bernama Edo yang berumur jauh di bawahnya. Maksud wanita itu untuk mengencani Edo tidak dikatakannya langsung. Mereka mula-mula hanya membicarakan perihal kontrak kerja antara kantor sang dokter dan hotel tempat Edo bekerja. Namun hal itu tidak berlangsung lama, dua puluh menit kemudian mereka telah mengalihkan pembicaraan ke arah pribadi.

"Maaf lho, Do. Kamu sudah punya pacar?", tanya sang dokter.
"Dulu pernah punya tapi...", Edo tak melanjutkan kalimatnya.
"Tapi kenapa, Do?", sergah wanita itu.
"Dia kawin duluan, ah..., Emang bukan nasib saya deh, dia kawin sama seorang om-om senang yang cuma menyenangi tubuhnya. Namanya Rani..".
"Maaf kalau ibu sampai membuat kamu ingat sama masa lalu".
"Nggak apa-apa kok, Bu. Toh saya sudah lupa sama dia, buat apa cari pacar atau istri yang mata duitan".
"Sukurlah kalau begitu, trus sekarang gimana perasaan kamu".
"Maksud ibu?".
"Perasaan kamu yang dikhianati, apa kamu masih dendam?", tanya sang dokter seperti merasa ingin tahu.
"Sama si Rani sih nggak marah lagi, tapi sampai sekarang saya masih dendam kesumat sama om-om atau pejabat pemerintah yang seperti itu", jelas Edo pada wanita itu sembari menatapnya.

Sejenak keduanya bertemu pandang, Edo merasakan sebuah perasaan aneh mendesir dadanya. Hanya beberapa detik saja keduanya saling memandang sampai Edo tersadar siapa yang sedang dihadapinya.
"Ah, ma.., ma.., maaf, Bu. Bicara saya jadi ngawur", kata pemuda itu terpatah-patah. "Oh nggak..., nggak apa-apa kok, Do. Aku juga punya problem yang serupa dengan kamu", jawab wanita itu sambil kemudian mulai menceritakan masalah pribadi dalam keluarganya. Ia yang kini sudah memiliki dua anak yang bersekolah di Amerika itu sedang mengalami masalah yang cukup berat dalam rumah tangganya. Dengan penuh emosi ia menceritakan masalahnya dengan suaminya yang seorang pejabat pemerintah sekaligus pengusaha terkenal itu.
"Berkali-kali aku mendengar cerita tentang kebejatan moralnya, ia pernah menghamili sekertarisnya di kantor, lalu wanita itu ia pecat begitu saja dan membayar seorang satpam untuk mengawini gadis itu guna menutupi aibnya. Dasar lelaki bangsat", ceritanya pada Edo.
"Sekarang dia sudah berhubungan lagi dengan seorang wanita pengusaha di luar negeri. Baru tadi aku melihatnya bersama dalam sebuah berita di TV", lanjut wanita itu dengan raut muka yang sedih.
"Sabar, Bu. Mungkin suatu saat dia akan sadar. Masa sih dia nggak sadar kalau memiliki istri secantik ibu", ujar Edo mencoba menghiburnya.
"Aku sudah bosan bersabar terus, hatiku hancur, Do. Kamu sudah tahu kan gimana rasanya dikhianati? Dibohongi?", sengitnya sambil menatap pemuda itu dengan tatapan aneh. Wanita itu seperti ingin mengatakan sesuatu pada Edo.

Beberapa menit keadaan menjadi vacum. Mereka saling menatap penuh misteri. Dada Edo mendesir mendapat tatapan seperti itu, pikirannya bertanya-tanya.
"Ada apa ini?", gumamnya dalam hati. Namun belum sempat ia menerka apa arti tatapan itu, tangannya tiba-tiba merasakan sesuatu yang lembut menyentuh, ia terhenyak dalam hati. Desiran dadanya kini berubah menjadi getaran keras di jantungnya. Namun belum sempat ia bereaksi atas semua itu tangan sang dokter itu telah meremas telapak tangan Edo dengan mesra. Kini ia menatap wanita itu, dokter Miranti memberinya senyuman, masih misteri.

"Edo...., kamu dan aku memiliki masalah yang saling berkaitan", katanya perlahan.
"Ma..., maksud ibu?", Edo tergagap.
"Kehidupan cinta kamu dirusakkan oleh generasi seumurku, dan rumah tanggaku rusak oleh kehidupan bejat suamiku. Kita sama-sama memiliki beban ingatan yang menyakitkan dengan musuh yang sama".
"lalu?".
"Kenapa tak kamu lampiaskan dendam itu padaku?".
"Maksud ibu?", Edo semakin tak mengerti.
"Aku dendam pada suamiku dan kaum mereka, dan kau punya dendam pada para pejabat yang telah mengecewakanmu. Kini kau menemukan aku, lampiaskan itu. Kalau mereka bisa menggauli generasimu mengapa kamu nggak menggauli kaum mereka? Aku istri pejabat, dan aku juga dikecewakan oleh mereka".
"Saya masih belum mengerti, Bu".
"Maksudku, hmm..., kenapa kita tidak menjalin hubungan yang lebih dekat lagi", jelas wanita itu.

Edo semakin penasaran, ia memberanikan dirinya bertanya, "Maksud ibu..., mm..., ki..., ki..., kita berselingkuh? ", ia berkata sambil memberanikan dirinya menatap wanita paruh baya itu.
"Yah..., kita menjalin hubungan cinta", jawab dokter Miranti enteng.
"Tapi ibu wanita bersuami, ibu punya keluarga".
"Ya..., tapi sudah hancur, tak ada harapan lagi. Kalau suamiku bisa mencicipi gadis muda, kenapa aku tidak bisa?", lanjutnya semakin berani, ia bahkan merangkul pundak pemuda itu. Edo hanya terpaku.
"Ta..., tapi, Bu...".
"Seumur perkawinanku, aku hanya merasakan derita, Do. Aku ingin kejantanan sejati dari seorang pria. Dan pria itu adalah kamu, Do", lalu ia beranjak dari tempat duduknya mendekati Edo. Dengan mesra diberinya pemuda itu sebuah kecupan. Edo masih tak bereaksi, ia seperti tak mempercayai kejadian itu.
"Apakah saya mimpi?", katanya konyol.
"Tidak, Do. Kamu nggak mimpi, ini aku, Dokter Miranti yang kamu kagumi".
"Tapi, Bu.., ibu sudah bersuami".
"Tolong jangan katakan itu lagi Edo".

Kemudian keduanya terpaku lama, sesekali saling menatap. Pikiran Edo berkecamuk keras, ia tak tahu harus berkata apa lagi. Sebenarnya ia begitu gembira, tak pernah ia bermimpi apapun. Namun ia masih merasa ragu.
"Apakah segampang ini?", gumamnya dalam hati.
"Cantik sekali dokter ini, biarpun umurnya jauh lebih tua dariku tapi oh tubuh dan wajahnya begitu menggiurkan, sudah lama aku memimpikan bercinta dengan wanita istri pejabat seperti dia. Tapi...", hatinya bertanya-tanya. Sementara suasana vacum itu berlangsung begitu lama. Kini mereka duduk dalam posisi saling bersentuhan. Baru sekitar tiga puluh menit kemudian dokter Miranti tiba-tiba berdiri.

"Do, saya ingin ngobrol lebih banyak lagi, tapi nggak di sini, kamu temui saya di Hotel Hyatt. Saya akan memesan kamar di situ. Selamat malam", serunya kemudian berlalu meninggalkan Edo yang masih terpaku.
Pemuda itu masih terlihat melamun sampai seorang pelayan restoran datang menyapanya.
"Pak Edo, bapak mau pesan lagi?".
"Eh..., oh nggak..., nggak, aduh saya kok ngelamun", jawabnya tergagap mengetahui dirinya hanya terduduk sendiri.
"Teman Bapak sudah tiga puluh menit yang lalu pergi dari sini", kata pelayan itu.
"Oh ya?", sahut Edo seperti orang bodoh. Pelayan itu mengangkat bahunya sambil berlalu.
"Eh..., billnya!", panggil Edo.
"Sudah dibayar oleh teman Bapak", jawab pelayan itu singkat.


Kini Edo semakin bingung, ia masih merasakan getaran di dadanya. Antara percaya dan tidak. Ia kemudian melangkah ke lift dan turun ke tempat parkir. Hanya satu kalimat dokter Miranti yang kini masih terngiang di telinganya. Hotel Grand Hyatt!
Dengan tergesa-gesa ia menuju ke arah mobilnya. Perjalanan ke hotel yang dimaksud wanita itu tak terasa olehnya, kini ia sudah sampai di depan pintu kamar yang ditanyakannya pada receptionis. Dengan gemetar ia menekan bel di pintu kamar itu, pikirannya masih berkecamuk bingung.

"Masuk, Do", sambut dokter Miranti membuka pintu kamarnya. Edo masuk dan langsung menatap dokter Miranti yang kini telah mengenakan gaun tidur sutra yang tipis dan transparan. Ia masih tampak terpaku.
"Do, ini memang hari pertemuan kita yang pertama tapi apakah salahnya kalau kita sama-sama saling membutuhkan" , kata dokter Miranti membuka pembicaraan.
"Cobalah realistis, Do. Kamu juga menginginkan ini kan?", lanjut wanita itu kemudian mendudukkan Edo di pinggir tempat tidur luas itu.
Edo masih tampak bingung sampai sang dokter memberinya kecupan di bibirnya, ia merasakan seperti ada dorongan untuk membalasnya.
"Oh..., Bu", desahnya sambil kemudian merangkul tubuh bongsor dokter Miranti. Dadanya masih bergetar saat merasakan kemesraan wanita itu. Dokter Miranti kemudian memegang pundaknya dan melucuti pakaian pemuda itu. Dengan perlahan Edo juga memberanikan diri melepas ikatan tali gaun tidur sutra yang dikenakan sang dokter. Begitu tampak buah dada dokter Miranti yang besar dan ranum itu, Edo terhenyak.
"Oh..., indahnya susu wanita ini", gumamnya dalam hati sambil lalu meraba payudara besar yang masih dilapisi BH itu. Tangan kirinya berusaha melepaskan kancing BH di punggung dokter Miranti. Ia semakin terbelalak saat melihat bentuk buah dada yang kini telah tak berlapis lagi. Tanpa menunggu lagi nafsu pemuda itu bangkit dan ia segera meraih buah dada itu dan langsung mengecupnya. Dirasakannya kelembutan susu wanita cantik paruh baya itu dengan penuh perasaan, ia kini mulai menyedot puting susu itu bergiliran.

"Ooohh..., Edo..., nikmat sayang...., mm sedot terus sayang ooohh, ibu sayang kamu, Do..., ooohh", desah dokter Miranti yang kini mendongak merasakan sentuhan lidah dan mulut Edo yang menggilir kedua puting susunya. Tangan wanita itupun mulai meraih batang kemaluan Edo yang sudah tegang sedari tadi, ia terhenyak merasakan besar dan panjangnya penis pemuda itu.
"Ohh..., besarnya punya kamu, Do. Tangan ibu sampai nggak cukup menggenggamnya" , seru dokter Miranti kegirangan. Ia kemudian mengocok-ngocokkan penis itu dengan tangannya sambil menikmati belaian lidah Edo di sekitar payudara dan lehernya.

Kemaluan Edo yang besar dan panjang itu kini tegak berdiri bagai roket yang siap meluncur ke angkasa. Pemuda yang sebelumnya belum pernah melakukan hubungan seks itu semakin terhenyak mendapat sentuhan lembut pada penisnya yang kini tegang. Ia asyik sekali mengecupi sekujur tubuh wanita itu, Edo merasakan sesuatu yang sangat ia dambakan selama ini. Ia tak pernah membayangkan akan dapat menikmati hubungan seks dengan wanita yang sangat ia kagumi ini, ia yang sebelumnya bahkan hanya menonton film biru itu kini mempraktekkan semua yang ia lihat di dalamnya. Hatinya begitu gembira, sentuhan-sentuhan lembut dari tangan halus dokter Miranti membuatnya semakin terlena.

Dengan mesra sekali wanita itu menuntun Edo untuk menikmati sekujur tubuhnya yang putih mulus itu. Dituntunnya tangan pemuda itu untuk membelai lembut buah dadanya, lalu bergerak ke bawah menuju perutnya dan berakhir di permukaan kemaluan wanita itu. Edo merasakan sesuatu yang lembut dan berbulu halus dengan belahan di tengahnya. Pemuda itu membelainya lembut sampai kemudian ia merasakan cairan licin membasahi permukaan kemaluan dokter Miranti. Ia menghentikan gerakannya sejenak, lalu dengan perlahan sang dokter membaringkan tubuhnya dan membuka pahanya lebar hingga daerah kemaluan yang basah itu terlihat seperti menantang Edo. Pemuda itu terbelalak sejenak sebelum kemudian bergerak menciumi daerah itu, jari tangan dokter Miranti kemudian menarik bibir kemaluannya menjadi semakin terbuka hingga menampakkan semua isi dalam dinding vaginanya. Edo semakin terangsang, dijilatinya semua yang dilihat di situ, sebuah benda sebesar biji kacang di antara dinding vagina itu ia sedot masuk ke dalam mulutnya. Hal itu membuat dokter Miranti menarik nafas panjang merasakan nikmat yang begitu hebat.

"Ohh..., hmm..., Edo, sayang, ooohh", desahnya mengiringi bunyi ciplakan bibir Edo yang bermain di permukaan vaginanya.
Dengan gemas Edo menjilati kemaluan itu, sementara dokter Miranti hanya bisa menjerit kecil menahan nikmat belaian lidah Edo. Ia hanya bisa meremas-remas sendiri payudaranya yang besar itu sambil sesekali menarik kecil rambut Edo.
"Aduuuh sayang, ooohh nikmaat..., sayang..., oooh Edo..., ooohh pintarnya kamu sayang..., ooohh nikmatnya... , ooohh sedooot teruuusss... , ooohh enaakkk..., hmm..., ooohh", jeritnya terpatah-patah.

Puas menikmati vagina itu, Edo kembali ke atas mengarahkan bibirnya kembali ke puting susu dokter Miranti. Sang dokterpun pasrah saja, ia membiarkan dirinya menikmati permainan Edo yang semakin buas saja. Daerah sekitar puting susunya tampak sudah kemerahan akibat sedotan mulut Edo.
"ooohh, Edo sayang. Berikan penis kamu sama ibu sayang, ibu ingin mencicipinya" , pinta wanita itu sambil beranjak bangun dan menggenggam kemaluan Edo. Tangannya tampak bahkan tak cukup untuk menggenggamnya, ukurannya yang super besar dan panjang membuat dokter Miranti seperti tak percaya pada apa yang dilihatnya. Wanita itu mulai mengulum penis Edo, mulutnya penuh sesak oleh kepala penis yang besar itu, hanya sebagian kecil saja kemaluan Edo yang bisa masuk ke mulutnya sementara sisanya ia kocok-kocokkan dengan telapak tangan yang ia lumuri air liurnya. Edo kini menikmati permainan itu.
"Auuuhh..., Bu, ooohh..., enaakk aahh Bu dokter..., oooh nikmat sekali..., mm..., oooh enaknya..., ooohh..., ssstt..., aahh", desah pemuda itu mulai menikmatinya.

Sesaat kemudian, Dokter Miranti melepaskan kemaluan yang besar itu lalu membaringkan dirinya kembali di pinggiran tempat tidur. Edo meraih kedua kaki wanita itu dan langsung menempatkan dirinya tepat di depan selangkangan dokter Miranti yang terbuka lebar. Dengan sangat perlahan Edo mengarahkan kemaluannya menuju liang vagina yang menganga itu dan, "Sreett.., bleeesss".
"Aduuuhh..., aauuu Edooo..., sa.., sa.., sakiiittt... , vaginaku robeeek aahh..., sakiiit", teriak dokter Miranti merasakan vaginanya yang ternyata terlalu kecil untuk penis Edo yang super besar, ia merasakan vaginanya robek oleh terobosan penis Edo. Lebih dahsyat dari saat ia mengalami malam pertamanya.
"Edo sayang, punya kamu besar sekali. Vaginaku rasanya robek do, main yang pelan aja ya, sayang?", pintanya lalu pada Edo.
"Ouuuhh..., ba.., ba.., baik, Bu", jawab Edo yang tampak sudah merasa begitu nikmat dengan masuknya penis ke dalam vagina dokter Miranti.

Kini dibelainya rambut sang dokter sambil menciumi pipinya yang halus dengan mesra. Pemuda itu mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vagina dokter Miranti dengan perlahan sekali sampai beberapa menit kemudian rasa sakit yang ada dalam vagina wanita itu berubah menjadi nikmat, barulah Edo mulai bergerak menggenjot tubuh wanita itu dengan agak cepat. Gerakan tubuh mereka saling membentur mempertemukan kedua kemaluan mereka. Nafsu birahi mereka tampak begitu membara dari gerakan yang semakin lama semakin menggairahkan, teriakan kecil kini telah berubah menjadi desah keras menahan nikmatnya hubungan seks itu.

Keduanya tampak semakin bersemangat, saling menindih bergilir menggenjot untuk meraih tahap demi tahap kenikmatan seks itu. Edo yang baru pertama kali merasakan nikmatnya hubungan seks itu benar-benar menikmati keluar masuknya penis besar itu ke dalam liang vagina sang dokter yang semakin lama menjadi semakin licin akibat cairan kelamin yang muali melumasi dindingnya. Demikian pula halnya dengan dokter Miranti. Ia begitu tampak kian menikmati goyangan tubuh mereka, ukuran penis Edo yang super besar dan terasa merobek liang vaginanya itu kini menjadi sangat nikmat menggesek di dalamnya. Ia berteriak sejadi-jadinya, namun bukan lagi karena merasa sakit tapi untuk mengimbangi dahsyatnya kenikmatan dari penis pemuda itu. Tak pernah ia bayangkan akan dapat menemukan penis sebesar dan sepanjang milik Edo, penis suaminya yang bahkan ia tahu sering meminum obat untuk pembesar alat kelamin tak dapat dibandingkan dengan ukuran penis Edo. Baru pertama kali ini ia melihat ada kemaluan sebesar itu, panjang dan keras sekali.

Bunyi teriakan nyaring bercampur decakan becek dari kedua alat kelamin mereka memenuhi ruangan luas di kamar suite hotel itu. Desahan mereka menahan kenikmatan itu semakin memacu gerakan mereka menjadi kian liar.
"Ooohh..., ooohh..., ooohh..., enaak..., oooh..., enaknya bu..., ooohh nikmat sekali ooohh", desah Edo.
"mm..., aahh..., goyang terus, Do..., ibu suka sama punya kamu, ooohh..., enaknya, sayang ooohh..., ibu sayang kamu Edo..., ooohh", balas dokter Miranti sambil terus mengimbangi genjotan tubuh pemuda itu dengan menggoyang pinggulnya.

Lima belas menit lebih mereka melakukannya dengan posisi itu dimana Edo menindih tubuh sang dokter yang mengapit dengan pahanya. Kini saatnya mereka ingin mengganti gaya.
"Ouuuhh Edo sayang, ganti gaya yuuuk?", ajak sang dokter sambil menghentikan gerakannya.
"Baik, Bu", jawab pemuda itu mengiyakan.
"Kamu di bawah ya sayang? Ibu pingin goyang di atas tubuh kamu", katanya sambil menghentikan gerakan tubuh Edo, pemuda itu mengangguk sambil perlahan melepaskan penisnya dari jepitan vagina dokter Miranti. Kemudian ia duduk sejenak mengambil nafas sambil memandangi tubuh wanita itu.
"uuuh, cantiknya wanita ini", ia bergumam dalam hati lalu berbaring menunggu dokter Miranti yang sudah siap menungganginya.

Kini wanita itu berjongkok tepat di atas pinggang Edo, ia sejenak menggenggam kemaluan pemuda itu sebelum kemudian memasukkannya kembali ke dalam liang vaginanya dengan perlahan dan santai. Kembali ia mendesah merasakan penis itu masuk menembus dinding kemaluannya dan menerobos masuk sampai dasar liang vagina yang terasa sempit oleh Edo.
"Ooouuuhh... ", desahnya memulai gerakan menurun-naikkan pinggangnya di atas tubuh pemuda itu.
Edo meraih payudara montok yang bergantungan di dada sang dokter, sesekali ia meraih puting susu itu dengan mulutnya dan menyedot-nyedot nikmat.

Keduanya kembali terlibat adegan yang lebih seru lagi, dengan liar dokter Miranti menggoyang tubuh sesuka hati, ia tampak seperti kuda betina yang benar-benar haus seks. Ia yang baru kali ini menikmati hubungan seks dengan lelaki selain suaminya itu benar-benar tampak bergairah, ditambah dengan ukuran kemaluan Edo yang super besar dan panjang membuatnya menjadi begitu senang. Dengan sepenuh hati ia raih kenikmatan itu detik demi detik. Tak semili meterpun ia lewatkan kenikmatan penis Edo yang menggesek dinding dalam kemaluannya. Ia semakin berteriak sejadi-jadinya.
"Aahh..., ooohh..., aahh..., ooohh..., ooohh..., enaak..., ooohh..., nikmaatt..., sekali..., Edo sayaanngg... , ooohh Edo..., Do..., enaak sayang ooohh", teriaknya tak karuan dengan gerakan liar di atas tubuh pemuda itu sembari menyebut nama Edo. Ia begitu menyukai pemuda itu.
"Ooohh Bu dokter..., ooohh..., ibu juga pintar mainnya..., ooohh, Bu dokter cantik sekali", balas Edo.
"Remas susu ibu, Do. ooohh..., sedot putingnya sayang..., ooohh pintarnya kamu, oooh..., ibu senang sama punya kamu, ooohh..., nikmatnya sayang, ooohh..., panjang sekali, ooohh..., enaak", lanjut sang dokter dengan gerakan yang semakin liar. Edo mengimbangi gerakan itu dengan mengangkat-angkat pantatnya ke arah pangkal paha dokter Miranti yang mengapitnya itu. Ia terus menghujani daerah dada sang dokter yang tampak begitu disenanginya, puting susu itupun menjadi kemerahan akibat sedotan mulut Edo yang bertubi-tubi.

Namun beberapa saat kemudian sang dokter tampak tak dapat lagi menahan rasa nikmat dari penis pemuda itu. Ia yang selama dua puluh menit menikmati permainan itu dengan garang, kini mengalami ejakulasi yang begitu hebat. Gerakannya berubah semakin cepat dan liar, diremasnya sendiri buah dada montoknya sambil lebih keras lagi menghempaskan pangkal selangkangannya pada penis Edo hingga sekitar dua menit berlalu ia berteriak panjang sebelum kemudian menghentikan gerakannya dan memeluk tubuh pemuda itu.
"Ooohh..., ooohh..., aauu, aku keluarr..., Edo..., aahh..., aah..., aku, nggak kuat lagi aku..., Do..., ooohh..., enaaknya..., sayang, ooohh..., Edo sayang..., hhuuuh..., ibu nggak tahan lagi", jeritnya panjang sambil memeluk erat tubuh Edo, cairan kelamin dalam rahimnya muncrat memenuhi liang vagina di mana penis Edo masih tegang dan keras.
"Ooohh nikmat bu..., ooohh punya ibu tambah licin dan nikmat..., ooohh..., nikmat Bu dokter, ooohh..., semakin nikmat sekali Bu dokter, ooohh..., enaak, mm..., ooohh..., uuuhh..., ooohh..., ooohh, nikmat sekali..., uuuhh..., Bu dokter cantik..., aauuuhh..., ssshh nikmat bu", desah Edo merasakan kenikmatan dalam liang vagina sang dokter yang tengah mengalami ejakulasi, vagina itu terasa makin menjepit penisnya yang terus saja menggesek dinding vagina itu. Kepala penisnya yang berada jauh di dalam liang vagina wanita itu merasakan cairan hangat menyembur dan membuat liang vagina sang dokter terasa semakin nikmat dan licin.

Pemuda itu membalas pelukan dokter Miranti yang tampak sudah tak sanggup lagi menggoyang tubuhnya di atas tubuh Edo. Sejenak gerakan mereka terhenti meski Edo sedikit kecewa karena saat itu ia rasakan vagina sang dokter sangat nikmat. Ia berusaha menahan birahinya yang masih saja membara dengan memberi ciuman mesra pada wanita cantik itu.
"Oh Edo sayang, kamu kuat sekali mainnya sayang, aku puas sekali, ibu betul-betul merasa seperti berada di tempat yang paling indah dengan sejuta kenikmatan cinta. Kamu betul-betul jago", katanya pada Edo sambil memandang wajah pemuda itu tepat di depan matanya, dipeluknya erat pinggang Edo untuk menahan goyangan penis di selangkangannya.

Sejenak Dokter Miranti beristirahat di pelukan pemuda itu, ia terus memuji kekuatan dan kejantanan Edo yang sebelumnya belum pernah ia dapatkan sekalipun dari suaminya. Matanya melirik ke arah jam dinding di kamar itu.
"Edo..", sapanya memecah keheningan sesaat itu.
"Ya, bu?", jawab Edo sambil terus memberi kecupan pada pipi dan muka sang dokter yang begitu ia senangi.
"Sudah satu jam lamanya kita bermain, kamu hebat sekali, Do", lanjutnya terheran-heran.
"Saya baru sekali ini melakukannya, Bu", jawab Edo.
"Ah masa sih, bohong kamu, Do", sergah dokter Miranti sambil membalas ciuman Edo di bibirnya.
"Benar kok, Bu. Sumpah saya baru kali ini yang pertama kalinya", Edo bersikeras.
"Tapi kamu mainnya kok hebat banget? Dari mana kamu tahu gaya-gaya yang tadi kita lakukan", lanjut sang dokter tak percaya.
"Saya hanya menonton film, Bu", jawab pemuda itu.


Beberapa menit mereka ngobrol diselingi canda dan cumbuan mesra yang membuat birahi sang dokter bangkit untuk mengulangi permainannya. Dirasakannya dinding vagina yang tadinya merasa geli saat mengalami ejakulasi itu mulai terangsang lagi. Edopun merasakan gejala itu dari denyutan vagina sang dokter. Edo melepaskan pelukannya, lalu menempatkan diri tepat di belakang punggung sang dokter, tangannya nenuntun penis besar itu ke arah permukaan lubang kemaluan dokter Miranti yang hanya pasrah membiarkannya mengatur gaya sesuka hati. Pemuda itu kini berada tepat di belakang menempel di punggung sang dokter, lalu perlahan sekali ia memasukkan penis besarnya ke dalam liang sang dokter dari arah belakang pantatnya.

"Ooohh, pintarnya kamu Edo..., oooh ibu suka gaya ini, mm..., goyang teruuuss..., aahh, nikmat do, ooohh..., sampai pangkalnya terusss, ooohh..., enaak..tarik lagi sayang ooohh, masukin lagii ooohh, sampai pangkal nya Edo..., ooohh, sayang nikmat sekali, ooohh..., oohh Edo..., ooohh..., mm..., Edo..., sayang", desah sang dokter begitu merasakannya, atas bawah tubuhnya merasakan kenikmatan itu dengan sangat sempurna. Tangan Edo meremas susunya sementara penis pemuda itu tampak jelas keluar masuk liang vaginanya. Keduanya kembali terlihat bergoyang mesra meraih detik demi detik kenikmatan dari setiap gerakan yang mereka lakukan. Demikian juga dengan Edo yang menggoyang dari arah belakang itu, ia terus meremas payudara montok sang dokter sambil memandang wajah cantik yang membuatnya semakin bergairah. Kecantikan Dokter Miranti yang sangat menawan itu benar-benar membuat gairah bercinta Edo semakin membara. Dengan sepenuh hati digoyangnya tubuh bahenol dan putih mulus itu sampai-sampai suara decakan pertemuan antara pangkal pahanya dan pantat besar sang dokter terdengar keras mengiringi desahan mulut mereka yang terus mengoceh tak karuan menikmati hebatnya rasa dari permainan itu.

Sekitar dua puluh menit berlalu tampak kedua insan itu sudah tak dapat menahan lagi rasa nikmat dari permainan mereka hingga kini keduanya semakin berteriak keras sejadi-jadinya. Tampaknya mereka ingin segera menyelesaikan permainannya secara bersamaan.
"Huuuh..., ooohh..., ooohh..., aahh..., ooohh..., nikmat sekali Do, goyang lagi sayang, ooohh..., ibu mau keluar sebentar lagi sayang, ooohh..., goyang yang keras lagi sayang, ooohh..., enaknya penis kamu, ooohh..., ibu nggak kuat lagi oooh", jerit dokter Miranti.
"Uuuhh..., aahh..., ooohh, mm..., aah..., saya juga mau keluar Bu, ooohh..., dokter Miranti sayaang, ooohh..., mm..., enaakk sekali, ooohh..., ooohh, dokter sayang, ooohh..., dokter cantik, ooohh..., enaakk..., dokter dokter sayang, ooohh..., vagina dokter juga nikmat sekali, oooh", teriak Edo juga.
"Ooohh enaknya sayang, ooohh..., pintar kamu sanyang, ooohh..., kocok terus, oooh..., genjot yang keraass, ooohh".
"Ooohh dokter, susunya..., ooohh..., saya mau sedot, ooohh", Edo meraih susu sang dokter lalu menyedotnya dari arah samping.
"Oooh Edo pintarnya kamu sayang, ooohh..., nikmatnya, ooohh..., ibu sebentar lagi keluar sayang, ooohh..., keluarin samaan yah, ooohh", ajak sang dokter.
"Saya juga mau keluar Bu, yah kita samaan Bu dokter, ooohh..., vagina ibu nikmat sekali, ooohh..., mm..., enaknya, ooohh", teriak Edo sambil mempercepat lagi gerakannya.

Namun beberapa saat kemudian dokter Miranti berteriak panjang mengakhiri permainannya.
"Aauuuwww... , ooohh..., Edooo, ibu nggak tahan lagiii..., keluaar..., aauhh nikmatnya sayang, ooohh", jeritnya panjang sambil membiarkan cairan kelaminnya kembali menyembur ke arah penis Edo yang masih menggenjot dalam liang kemaluannya. Edo merasakan gejala itu lalu berusaha sekuat tenaga untuk membuat dirinya keluar juga, beberapa saat ia merasakan vagina sang dokter menjepit kemaluannya keras diiringi semburan cairan mani yang deras ke arah penisnya. Dan beberapa saat kemudian ia akhirnya berteriak panjang meraih klimaks permainan.
"Ooohh..., aahh..., oooww...,aahh, dokter..., Miranti..., sayyaang..., oooh..., enaak sekalii..., ooohh saya juga keluaarr, ooohh", jeritnya panjang sesaat setelah sang dokter mengakhiri teriakannya.
"Edo sayang, ooohh..., jangan di dalam sayang, ooohh..., ibu nggak pakai alat kontrasepsi, ooohh..., sini keluarin di luar Edo, sayang berikan pada ibu, oooh..., enaknya, cabut sayang. Semprotkan ke Ibu, ooohh", pintanya sembari merasakan nikmatnya denyutan penis Edo. Ia baru sadar dirinya tak memakai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Didorongnya tubuh Edo sambil meraih batang penis yang sedang meraih puncak kenikmatan itu.

Kemudian pemuda itu mencabut penisnya dengan tergesa-gesa dari liang kemaluan sang dokter dan, "Cropp bresss..., crooottt.., crooott.., creeess", cairan kelamin Edo menyembur ke arah wajah sang dokter. Edo berdiri mengangkang di atas tubuhnya dan menyemburkan air maninya yang sangat deras dan banyak ke arah badan dan muka sang dokter. Sebagian cairan itu bahkan masuk ke mulut sang dokter.
"Ohh..., sayang,terus ooohh..., berikan pada ibu, ooohh..., hmm..., nyam..., enaknya, ooohh..., semprotkan pada ibu, ooohh..., ibu ingin meminumnya Edo, ooohh..., enaakkknya sayang, oooh..., lezat sekali", jerit wanita itu kegirangan sambil menelan habis cairan mani pemuda itu ke dalam mulutnya, bahkan belum puas dengan itu ia kembali meraih batang penis Edo dan menyedot keras batang kemaluannya dan menelan habis sisa-sisa cairan itu hingga Edo merasakan semua cairannya habis.

"Ooohh Bu dokter, ooohh dokter, saya puas sekali bu", kata Edo sembari merangkul tubuh sang dokter dan kembali berbaring di tempat tidur.
"Kamu kuat sekali Edo, sanggup membuat ibu keluar sampai dua kali, kamu benar-benar hebat dan pintar mainnya, ibu suka sekali sama kamu. Nggak pernah sebelumnya ibu merasakan kenikmatan seperti ini dengan suami ibu. Dia bahkan tak ada apa-apanya dibanding kamu", seru sang dokter pada Edo sambil mencium dada pemuda itu.
"Saya juga benar-benar puas sekali, Bu. Ibu memberikan kenikmatan yang nggak pernah saya rasakan sebelumnya. Sekarang saya tahu bagaimana nikmatnya bercinta", jawab Edo sekenanya sambil membalas ciuman dokter Miranti. Tangannya membelai halus permukaan buah dada sang dokter dan memilin-milin putingnya yang lembut.
"Tapi apakah ibu tidak merasa berdosa pada suami Ibu, kita sedang berselingkuh dan ibu punya keluarga", sergah Edo sambil menatap wajah manis dokter Miranti.
"Apakah aku harus setia sampai mati sementara dia sekarang mungkin sedang asyik menikmati tubuh wanita-wanita lain?".
"Benarkah?".
"Aku pernah melihatnya sendiri, Do. Waktu itu kami sedang berlibur di Singapura bersama kedua anakku", lanjut sang dokter memulai ceritanya pada Edo.

Edo hanya terdiam mendengar cerita dokter Miranti. Ia menceritakan bagaimana suaminya memperkosa seorang pelayan hotel tempat mereka menginap waktu ia dan anak-anaknya sedang berenang di kolam hotel itu. Betapa terkejutnya ia saat menemukan sang pelayan keluar dari kamarnya sambil menangis histeris dan terisak menceritakan semuanya pada manajer hotel itu dan dirinya sendiri.
"Kamu bisa bayangkan, Do. Betapa malunya ibu, sudah bertahan-tahun kami hidup bersama, dengan dua orang anak, masih saja dia berbuat seperti itu, dasar lelaki kurang ajar, bangsat dia itu...", ceritanya pada Edo dengan muka sedih.
"Maaf kalau saya mengungkap sisi buruk kehidupan ibu dan membuat ibu bersedih".
"Tak apa, Do. Ini kenyataan kok".
Dilihatnya sang dokter meneteskan air mata, "Saya tidak bermaksud menyinggung ibu, oh..", Edo berusaha menenangkan perasaannya, ia memeluk tubuh sang dokter dan memberinya beberapa belaian mesra. Tak disangkanya dibalik kecantikan wajah dan ketenaran sang dokter ternyata wanita itu memiliki masalah keluarga yang begitu rumit.
"Tapi saya yakin dengan tubuh dan wajah ibu yang cantik ini ibu bisa dapatkan semua yang ibu inginkan, apalagi dengan permaian ibu yang begitu nikmat seperti yang baru saja saya rasakan, bu", Kata Edo menghibur sang dokter.
"Ah kamu bisa aja, Do. Ibu kan sudah nggak muda lagi, umur ibu sekarang sudah empat puluh tiga tahun, lho?".
"Tapi, Bu terus terang saja saya lebih senang bercinta dengan wanita dewasa seperti ibu. Saya suka sekali bentuk tubuh ibu yang bongsor ini", lanjut pemuda itu sambil memberikan ciuman di pipi sang dokter, ia mempererat pelukannya.
"Kamu mau pacaran sama ibu?".
"Kenurut ibu apa yang kita lakukan sekarang ini bukannya selingkuh?", tanya Edo.
"Kamu benar suka sama ibu?".
"Benar, Bu. Sumpah saya suka sama Ibu", Edo mengecup bibir wanita itu.
"Oh Edo sayang, ibu juga suka sekali sama kamu. Jangan bosan yah, sayang?".
"Nggak akan, bu. Ibu begitu cantik dan molek, masa sih saya mau bosan. Saya sama sekali tidak tertarik pada gadis remaja atau yang seumur. Ibu benar-benar sesuai seperti yang saya idam-idamkan selama ini. Saya selalu ingin bermain cinta dengan ibu-ibu istri pejabat. Tubuh dan goyang Bu dokter sudah membuat saya benar-benar puas".
"Mulai sekarang kamu boleh minta ini kapan saja kamu mau, Do. Ibu akan berikan padamu", jawab sang dokter sambil meraba kemaluan Edo yang sudah tampak tertidur.
"Terima kasih, Bu. Ibu juga boleh pakai saya kapan saja ibu suka".
"Ibu sayang kamu, Do".
"Saya juga, Bu. oooh dokter Miranti...", desah pemuda itu kemudian merasakan penisnya teremas tangan sang dokter.
"Oooh Edo, sayang..", balas dokter Miranti menyebut namanya mesra.

Kembali mereka saling berangkulan mesra, tangan mereka meraih kemaluan masing-masing dan berusaha membangkitkan nafsu untuk kembali bercinta. Edo meraih pantat sang dokter dengan tangan kirinya, mulutnya menyedot bibir merah sang dokter. "Oooh dokter Miranti, sayang..., ooohh", desah Edo merasakan penisnya yang mulai bangkit lagi merasakan remasan dan belaian lembut tangan sang dokter. Sementara tangan pemuda itu sendiri kini meraba permukaan kemaluan dokter Miranti yang mulai terasa basah lagi.
"ooohh..., uuuhh Edo sayang..., nikmat.sayang, ooohh Edo..., Ibu pingin lagi, Do, ooohh..., kita main lagi sayang, ooohh", desah manja dan menggairahkan terdengar dari mulut dokter Miranti.
"Uuuhh..., saya juga kepingin lagi Bu dokter, ooohh..., Ibu cantik sekali, oooh..., dokter Miranti sayang, ooohh..., remas terus penis saya Bu, ooohh".
"Ibu suka penis kamu Do, bentuknya panjang dan besar sekali. ooouuuhh..., baru pertama ini ibu merasakan penis seperti ini", suara desah dokter miranti memuji kemaluan Edo.

Begitu mereka tampak tak tahan lagi setelah melakukan pemanasan selama lima belas menit, lalu kembali keduanya terlibat permainan seks yang hebat sampai kira-kira pukul empat dini hari. Tak terasa oleh mereka waktu berlalu begitu cepat hingga membuat tenaga mereka terkuras habis. Dokter Miranti berhasil meraih kepuasan sebanyak empat kali sebelum kemudian Edo mengakhiri permainannya yang selalu lama dan membuat sang dokter kewalahan menghadapinya. Kejantanan pemuda itu memang tiada duanya. Ia mampu bertahan selama itu, tubuh sang dokter yang begitu membuatnya bernafsu itu digoyangnya dengan segala macam gaya yang ia pernah lihat dalam film porno. Semua di praktikkan Edo, dari 'doggie style' sampai 69 ia lakukan dengan penuh nafsu. Mereka benar-benar mengumbar nafsu birahi itu dengan bebas. Tak satupun tempat di ruangan itu yang terlewat, dari tempat tidur, kamar mandi, bathtub, meja kerja, toilet sampai meja makan dan sofa di ruangan itu menjadi tempat pelampiasan nafsu seks mereka yang membara.

Akhirnya setelah melewati ronde demi ronde permainan itu mereka terkulai lemas saling mendekap setelah Edo mengalami ejakulasi bersamaan dengan orgasme dokter Miranti yang sudah empat kali itu. Dengan saling berpelukan mesra dan kemaluan Edo yang masih berada dalam liang vagina sang dokter, mereka tertidur pulas.

Malam itu benar-benar menjadi malam yang sangat indah bagi keduanya. Edo yang baru pertama kali merasakan kehangatan tubuh wanita itu benar-benar merasa puas. Dokter Miranti telah memberinya sebuah kenikmatan yang selama ini sangat ia dambakan. Bertahun-tahun lamanya ia bermimpi untuk dapat meniduri istri pejabat seperti wanita ini, kini dokter Miranti datang dengan sejuta kenikmatan yang ia berikan. Semalam suntuk penuh ia lampiaskan nafsu birahinya yang telah terpendam sedemikian lama itu di tubuh sang dokter, ia lupa segalanya. Edo tak dapat mengingat sudah berapa kali ia buat sang dokter meronta merasakan klimaks dari hubungan seks itu. Cairan maninya terasa habis ia tumpahkan, sebagian di mulut sang dokter dan sebagian lagi disiramkan di sekujur tubuh wanita itu.

Begitupun dengan dokter Miranti, baginya malam yang indah itu adalah malam pertama ia merasakan kenikmatan seksual yang sesungguhnya. Ia yang tak pernah sekalipun mengalami orgasme saat bermain dengan suaminya, kini merasakan sesuatu yang sangat hebat dan nikmat. Kemaluan Edo dengan ukuran super besar itu telah memberinya kenikmatan maha dahsyat yang takkan pernah ia lupakan. Belasan kali sudah Edo membuatnya meraih puncak kenikmatan senggama, tubuhnya seperti rontok menghadapi keperkasaan anak muda itu. Umur Edo yang separuh umurnya itu membuat suasana hatinya sangat bergairah. Bagaimana tidak, seorang pemuda tampan dan perkasa yang berumur jauh di bawahnya memberinya kenikmatan seks bagai seorang ksatria gagah perkasa. Ia sungguh-sungguh puas lahir batin sampai-sampai ia rasakan tubuhnya terkapar lemas dan tak mampu bergerak lagi, cairan kelaminnya yang terus mengucur tiada henti saat permainan cinta itu berlangsung membuat vaginanya terasa kering. Namun sekali lagi, ia merasa puas, sepuas-puasnya.

Sejak saat itu, dokter Miranti menjalin hubungan gelap dengan dengan Edo. Kehidupan mereka kini penuh dengan kebahagiaan cinta yang mereka raih dari kencan-kencan rahasia yang selalu dilakukan kedua orang itu saat suami dokter Miranti tidak di rumah. Di hotel, di apartement Edo atau bahkan di rumah sang dokter mereka lakukan perselingkuhan yang selalu diwarnai oleh hubungan seks yang seru tak pernah mereka lewatkan.

Terlampiaskan sudah nafsu seks dan dendam pada diri mereka masing-masing. Dokter Miranti tak lagi mempermasalahkan suaminya yang doyan perempuan itu. Ia bahkan tak pernah lagi mau melayani nafsu birahi suaminya dengan serius. Setiap kali lelaki itu memintanya untuk bercinta ia hanya melayaninya setengah hati. Tak ia hiraukan lagi apakah suaminya puas dengan permainan itu, ia hanya memberikan pelayanan sekedarnya sampai lelaki botak dan berperut besar itu mengeluarkan cairan kelaminnya dalam waktu singkat kurang dari tiga menit. Ingin rasanya dokter Miranti meludahi muka suaminya, lelaki tak tahu malu yang hanya mengandalkan uang dan kekuasaan. Yang dengan sewenang-wenang membeli kewanitaan orang dengan uangnya. Lelaki itu tak pernah menyangka bahwa istrinya telah jatuh ke tangan seorang pemuda perkasa yang jauh
sumber;http://malaysiastory.blogspot.com/search/label/malay%20story

Skandal maria dan pak mat

Scandel Si Pemandu Tua
Kerana keletihan mereka tidur hingga ke pagi. Bila orang tua itu terjaga Maria tidur dengan membelakangi orang tua itu. Dalam keadaan itu punggungnya berada rapat di perut orang tua itu. Kalaupun tidak kerana itu, memang dia sentiasa terjaga dengan batang yang keras. Selalunya kerana ingin ke bilik air. Dia bangun untuk membuang air kecil. Selesai saja dia masuk semula ke dalam.

Maria masih tidur dalam posisi yang sama. Orang tua itu mengintai ke bawah. Jelas sekali dapat dilihat bibir kemaluan Maria. Batangnya mengeras sekali lagi. Dia membongkok dan mengucup bibir indah isteri majikannya seketika. Lembab dan masin sedikit. Cukup menaikkan nafsunya. Dia baring semula dan memeluk Maria dari belakang. Dia menggerak-gerakkan punggungnya sedikit sehingga kepala tombol pelirnya berada di pintu masuk ke kemaluan Maria. Jarinya menguakkan bibir indah Maria sebelum diselitnya kepala tombol pelirnya di celah-celah bibir indah isteri majikannya.

Posisi itu memang membuat lubang Maria ketat sedikit dan agak sukar untuk dimasuki sepenuhnya. Dengan hanya kepala tombol saja di dalam orang tua itu menggerakkan punggungnya. Tangan kanannya memegang punggung Maria sambil dia berbuat begitu. Lama kelamaan lubang itu jadi basah dan licin sedikit. Orang tua itu pun terus menekan batangnya ke dalam sepenuhnya. Kemudian baru dia bergerak-bergerak mengocak indah Maria.

"Mm.." terdengar Maria mengerang.
"Sedap..?" orang tua itu membisik di telinga Maria.
"Mm.." terdengar bunyi dari mulut Maria.
"Nak Pakcik teruskan?"
"Mm.. Sedapnya Pakcik.."

Orang tua itu bangun. Dia mengangkat peha kanan Maria supaya isteri majikannya tidur melentang. Kemudian sekali lagi dia menekan batangnya ke dalam indah Maria yang sudah basah.

"Oo.. Oo.." Maria merengek apabila terasa kemuncaknya semakin dekat.
"Laju lagi Pakcik," dia memberi arahan.

orang tua itu menuruti saja kehendak Maria. Dia memperlajukan tujahan batangnya ke dalam burit Maria sehingga tubuh isteri majikannya tiba-tiba kejang dan dia terus sampai ke puncak kenikmatannya. Tak semena-mena orang tua itu mencabut batangnya walaupun dia belum pancut. Kepala dia turun ke bawah. Sekali lagi dia menjilat indah Maria.

isteri majikannya menggeliat keseronokan sambil disua-suakan celah kangkangnya kepada orang tua itu. Orang tua itu menghisap kelentitnya seketika sebelum merayap ke atas dan menindih tubuh isteri majikannya. Maria mencari-mencari batang yang keras itu dengan tangannya. Apabila terjumpa terus dibawanya ke pukinya sekali lagi. Dia mahu merasakan batang itu di dalamnya. Sambil meletakkan hujung pelir orang tua itu di pintu kemaluannya, dia mengangkat punggungnya.

"Aa.. Hh," dia mengerang apabila batang itu tenggelam sepenuhnya ke dalam buritnya. Punggungnya bergerak ke kiri dan kanan yang menyebabkan batang itu keluar masuk dari dalamnya.
"Sedapnya Pakcik.." dia membisik di telinga orang tua itu.

Orang tua itu merangkul tubuh Maria sambil punggungnya bergerak laju ke depan dan belakang. Batangnya semakin rancak keluar masuk dari indah isteri majikannya yang sudah cukup basah itu. Tidak lama kemudian dia menekan jauh ke dalam sambil melepaskan pancutan demi pancutan ke dalam.

Selesai sarapan mereka ke pasar untuk membeli barangan keperluan. Hampir tengah hari mereka kembali semula ke rumah. Maria menyediakan masakan tengah hari. Setelah makan, orang tua itu ke bilik mandi. Selesai mandi, dia menyalin pakaian dan berehat di atas sofa di ruang tamu. Setelah selesai mandi dan mengenakan baju-T serta kain sarong, Maria datang membawa minuman kepada orang tua itu. Sambil duduk di samping orang tua itu dan menikmati minuman kopi, Maria mempelawa untuk mengurut tubuh orang tua yang nampak keletihan itu. Orang tua itu setuju sahaja, tetapi mengajak Maria ke dalam bilik.

Dia berbaring di atas katil dan Maria mula mengurut. Mula-Mula di bahu dan belakang, diikuti dengan betis dan peha pula. Kemudian Maria menyuruh orang tua itu mengalih kedudukan supaya dia boleh mengurut bahagian depan pula. Apabila orang tua itu mengalih posisi, ternampak sesuatu menongkat kain sarongnya. Dia tersengeh. Maria pura-pura buat tak nampak sambil dia mengurut. Tiba-tiba orang tua itu menyentuh buah dada Maria. Dibiarkannya sahaja. Orang tua itu meramas-meramas kedua payu dara Maria.

"Itu nak mengurut ke nak apa tu..?" Maria berkata sambil ketawa.
"Tengah urut le ni.." orang tua itu tersengeh.
"Nak Maria urut kat sini juga?" perempuan muda itu menyentuh tempat yang menongkat kain sarong orang tua itu.
"Urut situ pun bagus juga.." kata orang tua itu.
"Tapi biar aku urut kau dulu. Nak?"
"Mm.." jawab Maria manja.
"Kalau nak, Maria baringlah."

Tanpa disuruh dua kali, Maria pun merebahkan badannya ke katil. orang tua itu menyuruhnya meniarap. Maria mengikut perintah lagi. Orang tua itu bangun dan duduk di atas punggung Maria sambil tangannya mula memicit bahu isteri majikannya. Kemudian tangannya ke bawah pula, ke pinggang dan seterusnya ke betis dan peha. Bila bahagian dalam pehanya diurut, Maria menggeliat keenakan. Memang dia sudah mula terangsang. Dari tadi pun, ketika dia memicit tubuh orang tua itu kehangatan telah merebak ke seluruh tubuhnya. Apalagi bila melihat batang orang tua itu menongkat kain sarungnya, tanda bahawa orang tua itu sekali mahu memain pukinya.

"Pakcik rasa Maria buka semua pakaian. Lagi senang Pakcik urut.."
"Ya ke?" kata Maria sambil menoleh ke belakang, melihat orang tua itu tersengeh saja.
"Pakcik bukakanlah untuk Maria.." dia menyuruh manja.

Tanpa disuruh dua kali orang tua itu melondehkan kain sarung dan membuka baju Maria. Maria memang tidak memakai baju dalam jadi terdedahlah tubuhnya yang putih melepak untuk ditatap dengan geram oleh orang tua itu. Orang tua itu itu terus melucutkan kain sarung yang dipakainya sendiri.

"Nak Pakcik urut dengan lidah ke dengan ini?" katanya sambil mengisyaratkan batangnya keras menunjuk langit.
"Suka hati Pakcik lah.." jawab Maria sambil ketawa.

Orang tua itu kembali duduk di atas buntut Maria. Batangnya diletakkan di rekahan punggung Maria sambil dia menggerak-menggerak punggungnya ke depan dan belakang. Maria menggeliat kegelian. Dapat dirasakan celah kangkangnya mulai basah sedikit. Orang tua itu menindih belakang Maria dengan tubuhnya. Dikuakkan rambut Maria untuk mencari belakan tengok Maria. Dicium dan dijilatnya hingga ke telinga.

"Mm.." Maria mendengus apabila cuping telinganya dijilat.

Tak disangkanya orang tua itu begitu mahir sekali memainkan peranan untuk memuncakkan keberahiannya.

Walau orang tua itu tidak sekacak suaminya, namun itu tidak dikisahkan sangat oleh Maria. Ternyata orang tua itu lebih hebat dari suaminya dalam cara memuaskan perempuan. Dan itu yang lebih penting untuk Maria kini. Dalam dua hari ini dia merasa lebih puas digomoli daripada setahun lebih hidup bersama suaminya yang kurang mahir memberikan kepuasan seks kepadanya. Dan si tua yang dulu hanya memandu keretanya ini ternyata juga hebat memandu pukinya.

Pinggul Maria mula terangkat-terangkat menerima geselan batang yang besar dan keras di celahan punggungnya yang masih padat dan gebu itu. Pehanya terbuka sehingga tubuh orang tua itu berada di celah kangkangnya. Bahagian depan kemaluannya ditekan-ditekan pada tilam di bawah perutnya. Namun itu untuk meredakan sedikit kegatalan yang semakin menjadi-menjadi di celah kangkangnya. Orang tua itu menggerakan tubuhnya ke bawah sedikit sehingga kepala tombolnya sesekali tersentuh dengan bibir kemaluan Maria.

Terasa kebasahan di celah bibir itu di hujung pelirnya. Dia tahu isteri majikannya kini sudah betul-betul berada di bawah taklukannya. Dia tersenyum puas kerana berjaya memperoleh perempuan muda dan cantik ini bukan dengan kekayaan atau ketampanannya, tapi dengan batangnya yang keras dan besar itu. Dia yakin Maria sanggup mengabdikan diri kepadanya selagi dia masih berupaya memuaskan. Dia sendiri juga sanggup melakukuan segalanya supaya Maria akan tetap tinggal serumah dengannya. Memang dia mengidamkan tubuh Maria yang menggiurkan itu sejak pertama kali dia menatap wajah Maria. Oleh itu dia berhasrat memuaskan segala hajatnya walaupun sampai seribu kali.

Sengaja dia ulit-ulitkan kepala tombolnya kelopak kemaluan isteri majikannya itu, namun tidak juga dimasukkan. Setiap kali kepala tombol itu tersentuh pintu farajnya setiap kali pula dia menanti dengan debaran untuk merasakan sekali lagi benda yang telah berkali-berkali membuatnya orgasme. Namun dia kehampaan apabila setiap kali pula hujung pelir itu merenggangkan diri darinya. Dia sememangnya kepingin sangat merasakan lubangnya diterobos dengan ganas oleh batang yang keras itu. Namun orang tua itu itu begitu sadis sekali, membuatnya tertunggu-tunggu. Dia mmenghembus nafas kehampaan sekali lagi.

"Cepatlah, Pakcik!" Maria merayu.
"Cepat apa?"
"Masukkanlah cepat.."
"Mm..? Sayang nak apa sebenarnya ni?"
"Maria nak batang Pakcik lah.." Maria merenggek seperti anak kecil mahukan susu.
"Ya ke? Nak sangat-sangat? "
"Mm.. Nak sangat-sangat. ."
"Nak dekat mana?"

Kini Maria sedar bahawa orang tua itu sebenarnya mahu mendengar dia mengucapkan kata-kata lucah.

"Maria mahu Pakcik.. Kongkek indah Maria yang sudah basah ni, Pakcik.." dia sekali lagi merasakan hujung pelir orang tua itu di rekahan.
"indah Maria dah tak tahan lagi kalau tak dapat rasa batang Pakcik itu.."

Mendengar kata-kata yang sebegitu lucah dari mulut perempuan muda itu membuat makin terlonjak nafsu seksnya. Hatinya terasa sedikit megah bahawa perempuan semuda dan secantik Maria sekarang sudah ketagih dengan batangnya yang besar itu. Dia mengambil bantal untuk mengalas bahagian bawah perut Maria. Dalam keadaan begitu Maria tertonggeng sedikit dan mahkota di celah kangkangnya terbuka untuk digunakan sepuas-puasnya. Orang tua itu sekali lagi mengacukan hujung pelirnya ke belahan yang dipagarai bulu-bulu halus di celah kangkang Maria. Tangannya ke kemaluan Maria dan dengan menggunakan kedua ibu jarinya dia merenggangkan bibir yang dibasahi lendir itu.

"Sayang, tolong masukkan batang Pakcik.." dia memberi arahan.

Tanpa menoleh tangan Maria dengan cepat saja ke belakang mencari-mencari batang itu. Apabila ketemu terus saja ditariknya dan diselitkan di celahan buritnya yang sudah siap direkahkan oleh orang tua itu. Hanya selepas orang tua itu menekan kepala tombol itu ke dalam baru Maria melepaskannya. Tangannya kemudian kehadapan untuk membantalkan kepalanya.

"Sedapnya, Pakcik.." dia merenggek lagi sambil punggungnya bergerak ke kiri dan ke kanan perlahan.

Tapi tiba-tiba.. Phhaapp..! Orang tua itu merejam batangnya ke dalam dengan indah Maria dengan pantas hingga tenggelam sepenuhnya dan perutnya menghempap punggung Maria.

"ADUH.. Oh mak.." isteri muda itu berteriak kuat.

Walaupun memang dia sudah bersedia namun kemasukan batang yang besar itu ke dalamnya dengan tiba-tiba bukan saja membuat dia terkejut tetapi terasa senak sebentar. Liang farajnya terasa nyilu namun dia merasakan satu kelainan pula. Walau berbeza caranya tetap enak juga dirasakannya. Selalunya dia akan merasa batang dimasukan sedikit, dicabut dan dimasukkan lagi sedikit demi sedikit ke dalam sebelum vaginanya dia dienjot dengan laju. Orang tua itu menggembangkan batangnya sampai Maria terasa lubang kemaluannya dipenuhi sepenuhnya sampai ke pintu rahim.

Maria terasa pinggulnya dicengkam sebelum diikuti dengan batang itu ditarik keluar semula perlahan-perlahan sehingga kepalanya saja berada di dalam. Kemudian sekali lagi rejaman cepat ke dalamnya. Kali ini Maria sudah bersedia. Kedua tangannya ke belakang untuk merenggangkan lagi lubang cipapnya.

"Oh.., Pakcik..!" Maria mengerang.
"Sayang suka main macam ni?"
"Sedap, Pakcik. Kuat lagi Pakcik, Maria dah nak sampai ni." dan dua rejaman lagi kemaluannya sudah menggembang dan dia sudah orgasme.
"Ohh.. Aarrgghh..!" Maria meraung, diikuti dengan ledakan umpama bom air dii celah kangkangnya.

Selepas itu orang tua itu saja menarik dan menekan dengan laju sehingga sekali lagi Maria menggerang-menggera ng dibuatnya. Isteri muda itu membalas tindakan itu dengan mengemut-emutkan liang farajnya. Biar dia rasa pulak, fikirnya. Kini giliran orang tua itu pula mendengus apabila merasakan liang vagina Maria seperti mengurut-mengurut batangnya. Semakin dia melajukan permainannya, semakin galak pula dia merasakan batangnya dikemut. Akhirnya dia sendiri juga tidak dapat bertahan lagi untuk kali terakhir dia terjunam ke dalam lubang nikmat itu. Buat sejenak dia menahan nafas dan diikuti dengan pancutan jauh ke dalam rahim Maria. Dia merangkul kemas pinggang Maria sehingga ke pancutan terakhir.

"Arrgghh..!" dia mendengus.

Kehangatan pancutan itu juga dengan sendirinya membuat Maria sekali lagi sampai ke kemuncaknya walaupun tidak sehebat kali pertama tadi. Orang tua itu bongkok mencium pipi isteri majikannya yang dibahasi keringat.

"Enak ya kalau kita boleh begini selalu?" dia berbisik di telinga Maria.
"Kenapa tidak boleh? Bang Malik kan dah beristeri muda, tentulah takda masa nak datang sini" Maria menjawab. Dia tersenyum memikirkan kepuasan yang bakal dinikmati bersama Maria pada hari-hari mendatang.

Di luar matahari sudah terbenam dan petang bertukar menjadi malam. Perlahan-Perlahan batangnya yang sudah sederhana keras tercabut dari celah kangkang isteri majikannya dan dia tertiarap di samping Maria keletihan.

Tanpa disedari oleh Maria dan Pak Mat, dalam kesibukan mereka melayani nafsu, rupa2nya segala aksi mereka itu telah disaksikan dengan seronoknya oleh Linggam, tukang kebun Maria dari celah pintu bilik.
sumber;http://malaysiastory.blogspot.com/search/label/malay%20story

Main dengan dua jantan

Saya berumur awal 30an,telah bersuami dan mempunyai 2 orang anak yang masih kecil.Saya bertugas sebagai eksekutif pemasaran bagi sebuah hotel peranginan yang terkenal dinegara ini.

Saya tidak ada masaalah dengan suami saya dalam hal hal peribadi saperti permainan seks,tapi saya mempunyai perasaan yang sedikit berlainan,ingin merasai kemaluan yang agak besar dari apa yang ada pada suami saya.Sebagai eksekutif pemasaran,saya memang ramai kenalan dan contact,tapi pasti tidak bolih saya menceritakan kehendak hati saya,apakan suami saya pun saya tidak beritahu.Perasaan ini saya simpan saorang diri sahaja.Bila ada waktu saya bersendirian, saya akan buka web pc saya dan melihat gambar gambar lucah dimana lelaki yang mempunyai kemaluan yang besar.Dan saya juga sering menonton cerita cerita vcd seks.Dari apa yang saya lihat dan ketahui,kemaluan orang orang asia ini kecil,apakan kemaluan lelaki melayu.Yang besar saya lihat adalah dari keturunan eropah dan lelaki africa.Walau pun terlintas dihati ingin mencuba,tapi dalam perasaan ingin itu,ada juga ketakutan saya.

Pada satu hari,saya telah diarahkan untuk membawa satu delegasi pelawat dari eropah kepusat peranginan.Saya selalu juga berada di hotel peranginan ini,sama ada pekerjaan atau makan angin dengan keluarga saya.Kali ini saya diminta membawa mereka kepuncak dan menemani mereka selama 4 hari.Semasa dihotel peranginan itu,dalam ramai ramai itu ada saorang lelaki eropah yang sering cuba mendampingi saya.Waktu makan pun dia akan datang duduk dekat saya dan disamping itu pun dia banyak bertanya itu dan ini.Saya perlu menjawab segala pertanyaannya. Jika saya tak jawab,nanti dia bolih mengadu dan saya perlu dimarahi.

Pada satu malam itu,kebetulan teman teman saya yang lain sudah habis makan dan bangun untuk keluar,silelaki ini,biar saya namakan Rick,dfatang pada saya dan berbual bual kosong dengan saya.Dia memuji diri saya,katanya saya ini cantik dan jarang dia jumpa perempuan cantik macam saya.Cara dia bercakap ini,saya tahu maksud nya,dan saya tidak semudah itu terpengaruh. Entah macam mana,dalam perbualan itu,terselit pula usik mengusik hal seks,dan saya entah macam mana,berkata padanya,saya akan ikut dia jika dia mempunyai kemaluan yang besar.Dia terus tersenyum dan berkata,bolih cuba dan lihat.Sambil itu dia suruh saya lihat dicelah kakinya.Agak sukar untuk saya melihat,tapi kelihatan membonjol besar dalam seluarnya.Olih kerana ramai orang yang lalu lalang dan teman teman saya yang lain pun datang,maka kami terhenti disitu dan terus berlalu.

Malam itu sabelum kami semua berpisah untuk masuk kebilik masing masing,dia datang dan berbisik pada saya yang dia punyai kemaluan 9" dan jika saya berminat,bolih datang kebiliknya.Saya cuma tersenyum sahaja dan terus berlalu.Saya tidor dihotel itu dengan teman saya saorang lagi dan masa mandi,saya teringatkan kata kata Rick tadi.Ingin dan tak ingin pada hati saya.Saya tahu dia tinggal saorang dibiliknya ditingkat atas.Akhirnya saya gagahkan hati saya dan beritahu rakan saya yang saya ingin pergi main games.Rakan saya itu dah letih dan terus suruh saya pergi saorang.Saya dalam hati hati keluar bilik dan terus naik ketingkat atas.Satelah sampai kebiliknya,hati saya merasa takut,tapi nafsu saya waktu itu agak horny,saya terus ketuk pintunya.Dia membuka dan bawa saya masuk.Sampai didalam saya beranikan diri untuk bercakap dan berbual dengannya.Waktu itu dia rupanya baru lepas mandi dan memakai baju pyjama mandi.Dia berdiri depan saya dan terus membuka pyjama mandinya.Pertama kali saya lihat dengan mata saya dengan real kemaluan yang besar,lebih besar dari suami saya.Bukan sekadar panjang,tapi besarnya macam botol susu anak saya.Naik takut saya dibuatnya pula.Tapi Rick ini memang sudah pandai bermain dengan wanita.Cara dia memujuk dan merayu sangat bagus.Saya dalam ketakutan,terus berani dan membiarkan apa yang hedak dilakukannya.
Malam itu terlaksanalah impian saya selama ini untuk merasai kemaluan yang besar,yang dapat saya hisap,dan jilat,dan juga meneroka dalam kemaluan saya.Nasib baik saya sudah beranak,jadi taklah susah untuk masuk dalam kemaluan saya,cuma pada mulanya,susah sedikit.Malam itu,Rick mengerjakan saya secukup cukupnya.Apakan lagi saya juga berikan tidak balas yang baik.Lupa saya pada suami saya dan anak saya dirumah.Entah berapa kali kemaluan saya dipenuhi olih air mani Rick atau mulut saya melimpah dengan air maninya.

Saya balik kebilik saya pada awal pagi itu dengan perasaan yang cukup letih dan penat.Rakan saya terjaga dan bertanya sama ada saya baru balik,saya kata tidak,saya bagun ketandas,padahal saya baru balik.

Keesokkan harinya,saya rasa cukup leteh.Leteh kerana tak cukup tidur,atau tak tidur langsung,dan leteh dikerjakan olih Rick dengan kemaluan besarnya.Kemaluan saya rasa pedih bila berjalan.Nasib baik hari itu tidak banyak membawa mereka berjalan,cuma disekitar kawasan peranginan saja.Saya sempat tidur sabentar pada sabelah petangnya. Hari itu adalah hari terakhir mereka disitu dan ramai yang membeli belah sahaja atau sekadar menghirup udara sejuk dan nyaman.Saya turun kembali bertemu dengan mereka semua pada waktu minum petang.Saya beritahu rakan rakan saya yang saya tak sihat badan,jadi terpaksa tidur sakejap.

Pada waktu minum itu,Rick datang berbual dengan saya saperti biasa.Jika ada rakan rakan saya atau orang lain,kami bercerita hal hal umum,dan bila tidak ada orang,Rick sentuh kembali peristiwa semalam.Sambil itu dia bertanya jika saya ingin berjumpa lagi dengannya malam itu.Saya kata cukuplah sekali itu.Itu pun dah letih.Kami ketawa saja.

Malam itu satelah makan malam,kami semua balik kebilik masing masing.Rick memandang saya dan tersenyum,dan terus naik kebiliknya.Saya dan rakan rakan berbincang sabelum semua masuk kebilik masing masing.Saya rencananya mahu tidur,tapi tak bolih tidur.Dalam fikiran saya,terlintas juga akan Rick dan permainannya. Perasaan saya antara seronok,ingin lagi,atau takut lagi,bercampur. Lama kelamaan,saya lihat rakan sebilik saya dah tidur,dan saya masih terkelip kelip.Saya buka TV, tapi tak ada cerita yang menarik.Dalam pada itu pula,hati saya memberontak untuk jumpa Rick dan setidak tidaknya dapat merasakan kemaluan besarnya yang terakhir.

Akhirnya saya buat keputusan untuk jumpa Rick.Olih kerana rakan saya dah tidur,saya dengan perlahan keluar bilik dan naik lif ketingkat atas.Sampai bilik Rick,saya bunyi loceng,dan saperti semalam,Rick membuka dan bawa saya masuk.Sampai dalam bilik,rupanya ada saorang kawan Rick.Saya kenal kerana kawannya itu datang dalam rombongan Rick,namanya Ed.Saya mulanya hendak keluar,tapi Rick kata tak perlu,duduklah bercerita.Kami duduk berbual dan lepas itu Rick datang pada saya dan memeluk saya dari belakang.Saya agak keberatan kerana Ed ada,tapi Rick terus memeluk dan mencium pipi saya.Saya agak gelisah dan lepas itu Rick dengan sengaja menonjolkan kemaluan besarnya pada punggung saya.Lama kelamaan saya mengalah dan Rick bawa saya atas katil.

Satu persatu pakaian saya dibuka Rick dan Rick terus menjilat tubuh saya dari atas rambut kehujung kaki.Saya dapat melihat yang Ed hanya memerhatikan apa yang dibuat olih Rick pada saya.Rick lepas itu terus sampai kekemaluan saya dan hinggap disitu agak lama.Dengan lidahnya dia membuka kemaluan saya dengan penuh mesra dan begitu juga dengan tangannya yang bermain ditetek saya yang telah menyusukan 2 anak saya.Saya terus longlai dibuat olih Rick.Lidahnya terus merayap dalam kemaluan saya.Malam itu,Rick saolah olah benar benar membuatkan saya terapung diawang awangan.Walaupun dia sudah meratah tubuh saya semalam,tapi malam itu,belaiannya sangat membuat saya bernafsu.Lidahnya terus menjilat dari kemaluan saya sampai kepusat saya,dan kemudian terus turun kembali kekemaluan saya dan ada ketikanya dia menjilat lipatan jubur saya.Suami saya pun tak pernah jilat disitu.

Dalam pada saya dibuai olih Rick,tiba tiba saya rasa ada benda yang berada dimuka saya.Bila saya menolih,rupanya Ed sudah bertelanjang bulat,dan kemaluannya berada dihujung mulut saya.Kalaluan Ed juga,sama besarnya dengan kemaluan Rick.Saya melihat pada Rick,dan dia tersenyum melihat muka saya.Saya dengan sendirinya terus menarik kemaluan Ed dan masukkan dalam mulut saya.Tak dapat saya masukkan semuanya,hanya sedikit saja,kerana besar,tak terkulum saya.Sambil Rick mengerjakan kemaluan saya dengan lidahnya,saya pula mengerjakan kemaluan Ed dengan lidah saya.Saya terus lupa siapa saya.Saorang ibu,2 anak,ada suami tetapi waktu itu saya sedang diratah olih 2 orang eropah.Rick dan Ed terus melakukan apa yang ada difikirannya, dan lepas itu,mereka bertukar pula.Ed pula menjilat kemaluan saya dan saya hisap kemaluan Rick.Tak lama lepas itu,Ed memasukkan kemaluannya dalam kemaluan saya yang waktu itu,dah terbuka satelah dihisap dan dijilat olih mereka.Sedikit demi sedikit Ed menghujah badan saya dan lama kelamaan bila semua kemaluannya dah masuk,dia terus mengerjakan saya macam F1.Saya terpekik,terlolong waktu itu,tetapi ada ketikanya tak dapat keluar suara saya bila Rick memasukkan kemaluannya dalam mulut saya.Salepas itu,Ed menarik saya dan saya pula berada diatas,dan Ed dibawah.Dipegangnya punggung saya dan terus menekankan kemaluannya dalam kemaluan saya.Saya terlonglai dan lepas itu saya rasa Rick sedang menjilat jubur saya.Sambil Ed menghujah kemaluan keatas dalam kemaluan saya,Rick terus menjilat.Saya rasa benar benar sasau atau 'gila' waktu itu.Tidak pernah saya rasakan kenikmatannya sabelum itu.Ed terus menghujah ketas kemaluannya dan menarik pungung saya kebawah agar kemaluan saya terus terhimpit.Saya rasa tangan Rick membuka lubang jubur saya dan menghisap.Saya benar benar geli,bernafsu dan tak senang dibuatnya.Ed terus menghayunkan kemaluannya, dan disamping itu,saya rasakan Rick menyapu sesuatu dikeliling lubang jubur saya.Sejuk rasanya.Tapi saya tak kisah kerana Ed terus menyetubuhi saya.Tiba tiba saya terasa ada benda menekan dilubang jubur saya.Ed dengan pantas memeluk saya sehinggakan saya tak bolih berhgerak.Rupanya Rick sedang memasukkan kemaluannya dalam lubang jubur saya.Belum pernah saya diliwat sedemikian.

Saya beritahu saya tak mahu,tapi Rick terus menekan kemaluannya dalam jubur saya.Sambil itu Ed terus menghayun kemaluannya dalam kemaluan saya.Saya rasa begitu perit dijubur saya ,tapi Rick terus sedikit demi sedikit menjunamkan kemaluannya kedalam jubur saya.Bila dia dah masuk habis,saya rasakan kedua duanya terus mengkudakan saya.Saya rasa nak pitam dibuat mereka.Saya pernah melihat saorang wanita dibuat begitu dalam cd,tapi saya tak sangka saya akan merasainya.Mereka berdua terus mengerjakan saya dan waktu itu,walaupun cuaca sejuk dan dingin,tapi saya berpeluh dibuat olih mereka.Laju dan laju mereka lakukan dan saya dah tak bolih buat apa apa.Saya menyerah saja tubuh saya pada mereka.Kemudian mereka bertukar menyetubuhi saya dengan Ed meliwat saya dan Rick dikemaluan saya.Belum pernah saya termimpi dibuat begini.SAkit tapi tak kurang juga seronoknya.Akhirnya Rick memancutkan air maninya dalam kemaluan saya dan Ed pula terus mengeluarkan kemaluannya dari jubur saya dan memancutkan atas badan saya.Bagi saya,entah berapa kali kemaluan saya bocor malam itu.Lepas itu kami bertiga keletehan dan semuanya tertiarap atas tilam.Saya benar benar letih.Jika semalamnya bersama Rick saya letih,hari ini saperti nak pitam rasanya.Saya lihat jam sudah subuh dan perlu bangun awal untuk bertolak keibu negara.Saya dalam keletihan bangun dan masuk bilik air mencuci serba sedikit badan saya dan pakai baju.Saya keluar bilik mereka dan turun ke bilik saya.

Saya tak sempat minum pagi dan bila saya turun kebawah,semuanya sudah bersedia untuk berangkat.Dalam bas saya tidur secukup cukupnya.Olih perjalanannya agak jauh,sempatlah saya tidur.Bas hari itu akan bawa mereka keKLIA untuk mereka terbang balik.

Sampai diKLIA,suami saya dan 2 anak saya ada disitu untuk jemput saya pulang
sumber;http://malaysiastory.blogspot.com/search/label/malay%20story

Sedapnya batang india

Telah dua minggu Pak Mat terlantar di hospital akibat kemalangan. Dia dilanggar lori sampah ketika melintas jalan. Kedua-dua kakinya patah. Telah dua miggu jugalah Maria tidak merasa batang lelaki. Ada suaminya, Malik melawat beberapa hari lepas hanyalah untuk memberi duit belanja. Maria merasa sangat meridui batang batang Pak Mat yang power itu.

Maria pagi itu berehat sahaja dirumah. Selapas sarapan dia duduk menghadap komputer dan melayari internet. Mulanya dia membaca berita2 terkini sahaja, tapi kemudian dia mula mencari laman web lucah. Dia terjumpa video klip adegan seks antara lelaki negro dan perempuan orang putih.

Maria terpegun melihat adegan di hadapannya. Ghiarahnya mula bangkit. pukinya mula mengemut. Tangannya menari-menari di tudun dan lurah kemaluannya yang mula lembab. Makin diperhati adegan di skrin komputernya makin ghairah nafsu seksnya. Maria seperti terasa lidah besar dan basah lelaki negro itu menari-nari di lurah keramatnya. Jarinya mula menari-nari di dalam lubang kemaluannya yang mula basah. Suara erangan mula keluar dari mulut Maria.Selepas beberapa minit menggerakkan jarinya dikelentit Maria tak tertahan lagi. Badannya bertambah kejang,orgasmnya tak terkawal lagi. Dia terbaring letih di atas tilam lalu terlelap.

Dia dikejutkan oleh bunyi mesin rumput di halaman rumahnya. Dia tahu itu Linggam yang sedang memotong rumput seperti biasa dua minggu sekali. Linggam bukanlah bekerja tetap dengannya, cuma mengambil upah memotong rumput. Satu idea nakal tiba2 terlintas di fikiran Maria.

"Linggam, sini sekejap," tiba-tiba cuping Linggam mendengar suara isteri majikannya memanggil dari arah bilik tidur.Linggam berlari anak menuju bilik tidur majikannya. Mungkin Maria memerlukan bantuannya. Linggam sentiasa sedia membantu.Linggam berlari pantas menaiki tangga lebar berpusing. Bilik tidur majikannya berada di tingkat atas banglo satu setengah tingkat itu. Sesampainya di bilik Linggam melihat pintu terbuka tak berkunci. Linggam mengetuk pintu.

"Masuklah," kedengaran suara Maria dari dalam bilik besar dihias indah.Linggam melangkah perlahan. Terbeliak mata Linggam melihat Maria sedang berbaring hanya mengenakan baju tidur nipis paras paha tanpa coli dan seluar dalam. Linggam mematikan langkah, tidak berani mendekati katil besar majikannya. Waktu itu jam pukul sepuluh pagi.

"Marilah, apa yang kau tercegat di situ," perintah Maria.Linggam melihat Maria dalam keadaan bernafsu. Paha Maria merapat. Sebahagian baju tidur tipis tersingkap ke atas. Kelihatan paha dan punggung Maria yang berkulit halus."Sini, tanggal semua pakaianmu," perintah Maria. Linggam masih ragu-ragu."Cepat, tunggu apa lagi," herdik Maria lantang.

Linggam terkejut. Ibarat anak kecil diperintah ibu, Linggam menurut tak membantah. Baju, seluar dan seluar dalam dilondeh serentak. Maria memerhati tindakan Linggam. Sekarang Linggam sedang berdiri telanjang bulat. batangnya separuh tegang terjuntai di celah paha. Maria memerhati sesusuk tubuh kekar berotot tinggi 6 kaki berkulit gelap tercegat di depannya. Kulit Linggam sama gelap dengan lelaki negro yang dilihatnya di internet tadi.

"Sini, duduk di sini," arah Maria sambil menunjuk pinggir katil.Linggam patuh. Maria tidak menunggu lama, batang Linggam yang mula mengeras diramas-ramas dengan tangan kecil berkulit lembut. Nafsu Linggam mula mekar. batangnya bertambah keras bila dipegang-pegang oleh tangan isteri majikannya. Maria makin mendekati Linggam. Bau harum parfum Maria membelai lubang hidung Linggam. Linggam menyedut dalam-dalam bau harum tubuh isteri majikannya.

Maria menarik tubuh Linggam ke tengah katil. Linggam terbaring telentang di tilam empuk. Tilam lembut empuk sungguh nyaman. Linggam mula membandingkan dengan keadaan rumahnya. Bilik tidur itu saja sama besar dengan keseluruhan rumah Linggam. Tilam di rumahnya hanya diperbuat daripada span. Tidak empuk macam tilam majikannya.

Nafsu Maria sudah meluap-luap. batang Linggam yang tercacak tegak di ramas kuat. batang hitam panjang hampir 8 inci itu dilurut-lurut. Kulit kulup yang masih menutupi kepala batang ditarik-tarik. Kepala batang Linggam yang hitam berkilat terbuka. Tanpa lengah Maria mencium rakus kepala licin. Bau aneh menerpa hidung Maria. Maria tak kisah itu semua. Nafsunya tak terkawal lagi. batang besar Linggam dijilat dan dikulum. Lidah comel Maria menari-nari di permukaan kepala batang yang licin halus. Hujung lidah meneroka segala lekuk dan takuk batang Linggam. Kulit kulup dinyonyot dan diperah oleh lidah kasar Maria. Digerak mulutnya maju mundur. Linggam kegelian. Linggam rasa sungguh nikmat.

Maria kagum melihat batang hitam terpacak kaku. Batang hitam berurat-urat itu persis batang hitam yang dinyonyot wanita kulit putih yang dilihatnya tadi. Batang suaminya dan Pak Mat tak sepanjang dan sekeras ini. Panjang batang suaminya hanya 5 inci, berkepala kecil.Batang Pak Mat pula lebih besar dari suaminya tapi tak sebesar batang India ini .

Linggam tidak terkejut. Dia pernah menyaksikan Maria beraksi dengan Pak Mat beberapa minggu yang lepas. Linggam terbaring kaku menikmati segala perlakuan Maria. Kelazatan dari batang batang menjalar ke seluruh tubuh. Belum pernah dia merasa nikmat begini. Impian untuk meniduri Maria dah tercapai. Linggam tersenyum gembira.

Keghairan Maria sampai ke puncak. Baju tidur tipis dibuka. payu dara pejal Maria menjadi tatapan mata Linggam. Bulu ketiak hitam jarang-jarang terbentang di depan Linggam. Ketiak Maria yang selama ini menjadi idamannya berada di hadapannya. Perasaan Linggam menjadi tidak keruan. Dengan pantas dia membaringkan Maria. Tanpa disuruh Linggam menerkam payu dara kenyal Maria. Puting warna pink dinyonyot-nyonyot. Dihisap-hisap. Maria menggelinjang. Geli dan nikmat di pangkal dan di puting. Bibir lebam Linggam amat terampil melayan gunung mekar. Ketiak Maria yang berbulu jarang dicium Linggam. Aroma ketiak Maria dicium dalam-dalam. Keharuman ketiak Maria disedut memenuhi ruang paru-parunya. Kulit ketiak yang putih dijilat-jilat. Linggam ingin melayan Maria sebaik-baiknya. Linggam mahu Maria akan sentiasa mengingatinya. Basah lencun ketiak Maria kiri dan kanan oleh air lior Linggam. Lidah besar dan kasar Linggam membuat Maria menjadi tidak keruan. Maria bertambah geli. Badannya bergerak-gerak.

"Ahhh..ohhh. . sedap Linggam, lagi, lagi," suara Maria tak teratur lagi.Maria terasa perbezaannya. Linggam lebih ganas dari Pak Mat.

Dengan perlahan Linggam bergerak ke bawah. Kulit perut Maria yang belum beranak dielus-elus. Pusat Maria dijilat-jilat. Maria tak tertahan lagi. Punggungnya diayak kiri kanan. Ditonjol pukinya tinggi-tinggi ke atas. Muka Linggam melekat di indah putih gebu. Maria benar-benar tak tertahan lagi. Diarahnya Linggam mengakhiri pertempuran. Diarahkan agar batang hitam panjang segera ditancap di taman indah. Linggam tersenyum, tak perlu tergopoh-gopoh fikir Linggam. Isteri majikan yang selama ini menjadi idamannya perlu dinikmati selama yang boleh. Mungkin kesempatan ini tak berulang lagi.

Muka Linggam menghampiri paha Maria. Ah, indah sungguh pemandangan. Paha mulus, tundun tinggi gebu putih melepak. Ada sejemput bulu halus menghiasi indah indah. Bulu tumbuh cantik tanda sentiasa dirawat dan dijaga oleh Maria. Linggam menelan air liur menghayati pemandangan di hadapan. batang Linggam bergerak-gerak memberontak. Aliran darah memenuhi batang batang.

Linggam mendekatkan wajahnya ke indah indah. Bagai kueh pau terbelah. Bibir luar membengkak, merekah. Terlihat sedikit bibir dalam. Indah macam kelopak bunga ros. Warna merah jambu. Di sudut atas ada bonjolan kecil. indah Maria sebesar biji jagung warna merah jambu berkilat terkena cahaya pagi. Linggam geram melihat indah indah Maria. Beza sungguh dengan indah isterinya yang hitam dan berbulu lebat. Baunya pun tidak seharum bau indah Maria. Apalagi bibir-bibir indah isterinya sudah mula mengendur dan menggelambir.

Pelan-pelan Linggam menempelkan hidungnya ke taman Maria. Aromanya sungguh nyaman. Linggam menggeselkan hidungnya ke indah yang tertonjol. Aromanya amat segar, benar-benar membuat Linggam khayal. Linggam melurutkan hidungnya ke bawah, ke celah rekahan bibir lembut. Kalau sebelum ini dia hanya jadi penonton maka sekarang dia sendiri menjadi heronya. Maria mengeliat, paha terbuka luas. Indah sungguh, fikir Linggam. Cairan licin banyak keluar dari taman Maria. Aromanya makin keras, aroma khas indah. Aroma yang benar-benar ingin dinikmati Linggam.

Linggam mengeluarkan lidah menjilat cairan licin. Payau dan masin. Nikmat sekali. Lidah makin dijolok di lubang sempit. Lubang keramat Maria diteroka. Linggam terasa lidahnya dikemut hebat dinding indah Maria. Lidah Linggam diramas halus oleh indah yang mekar. Erangan Maria makin jelas.

"Ahh...ohhh. . .argh.... sedap..sedap. .." Itu saja suara-suara yang keluar dari mulut mungil Maria.

Linggam melajukan lagi jilatan. Maju mundur lidah Linggam di lorong sempit. Maria mula mengerang, merengek, bibir digigit mata mula menguyu. Getaran paha Maria mengganas. Paha Maria menjepit kepala Linggam. Maria mengerang keras, badan Maria mengejang dan tiba-tiba cairan indah menyirami seluruh muka Linggam. Maria terkulai lemas. Maria dah sampai ke puncak. Maria menikmati klimaks pertama. Klimaks yang selama ini diidam-idamkannya dan tidak pernah diperolehi dari suaminya sendiri.

Keghairahan Linggam baru separuh jalan. Maria sudah lemah longlai. Linggam terus mengganas. Cairan indah Maria disedut kering. Ditelan cairan pekat licin. indah Maria dijilat rakus. Ghairah Maria kembali bangun. Ditolak Linggam hingga terlentang. Maria bangun. Badan Linggam dikangkanginya. Tubuh Maria tak dibaluti seurat benang. Muka Maria menghadap Linggam. payu dara pejal tergantung kemas di dadanya. Linggam geram melihat payu dara berkembar yang sedang mekar.

Maria menurunkan badannya pelan-pelan. Muara indah merah basah merapati batang hitam keras terpacak. batang Linggam menunggu penuh sabar. Bibir halus indah Maria mengelus-elus lembut kepala licin berkilat. Muara yang telah lembab mengucup lembut kepala licin hitam berkilat. Linggam melihat bibir merah basah mula menelan batang hitamnya. Punggung Maria makin rendah hingga seluruh kepala batang Linggam menempel pada lubang hangat. Linggam terasa kemutan pada bibir indah Maria. Bila badan Maria makin rendah, Linggam mula merasa kulit kulupnya tertolak ke bawah. Hingga akhirnya seluruh kulit kulup tertolak bila batangnya makin dalam terbenam ke dalam ruang indah Maria. indah Maria mengemut pelan. Maria menurunkan lagi pantatnya. Seluruh batang Linggam menerjah santak ke gua keramat.

Linggam benar-benar menikmatinya. Terasa lubang indah Maria sungguh hangat dan sempit. Kepala koneknya yang sudah terdedah benar-benar terasa panas dan sungguh geli. Nikmat mula menjalari seluruh urat-urat di badannya. payu dara Maria dipegang dan diramas lembut. Kedua-dua tangannya bekerja keras. Tangan kasar tukang kebun membelai payu dara pejal berkulit halus isteri majikan. Maria merasa keenakan bila teteknya diramas.

Linggam merasa batang batangnya diramas-ramas. Hangat lubang indah Maria yang sempit. Maria mengemut kencang. Punggung Maria naik turun dengan laju. Batang besar Linggam penuh padat mengisi rongga sempit Maria. Maria mengemut makin laju. Beberapa ketika kemudian gerakan Maria makin laju naik turun membelai batang hitam kekar berurat. Cairan lendir berlumuran di batang Linggam. Tiba-tiba Maria menjerit keras, "Ahh.... Ohhh....Arghhh. .. enak Linggam, enak". Cairan panas menyirami kepala batang Linggam. Kepala batang basah kuyup disirami air nikmat.

Maria terasa lemah. Sendi-sendi terasa longgar. Maria rebah di dada bidang berbulu kasar. Linggam diam saja menikmati kesedapan. payu dara Maria menempel rapat di dada Linggam. Terasa geli bila payu dara pejal bergesel degan bulu-bulu dada Linggam yang kasar. Hangat terasa di dalam bilik yang dingin. Maria Terkapar lesu di dada kekar. Dada Linggam yang berpeluh dicium. Bau keringat Linggam menerpa lubang hidung Maria. Bau lelaki, fikir Maria. Badan En. Tan tak berbau keras seperti bau badan Linggam. Maria suka bau keras badan Linggam.

Batang besar Linggam masih terpacak keras dalam lubang sempit yang basah lencun. Gerakan-gerakan ghairah dihentikan sementara waktu. Linggam merehatkan batang kerasnya sambil menikmati kelazatan yang amat sangat.

Selepas beberapa minit Linggam menolak badan Maria hingga terlentang di katil. Linggam mula merangkak ke celah kangkang Maria. Ditolak perlahan kedua paha Maria hingga rekahan di pangkal paha ternganga. Bibir yang merenggang itu membentuk lurah merah yang basah. Linggam geram melihat lurah nikmat Maria. Dirapatkan kepala torpedonya yang masih keras. Ditekan kepala licin ke lurah merkah. Sedikit demi sedikit kepala hitam licin mula terbenam. Selepas beberapa kali disorong tarik maka seluruh batang besar terbenam hingga ke pangkal.

Mata Maria yang sedang terpejam tiba-tiba terbeliak. Hujung kepala yang mekar menekan pangkal rahim. Maria menggelepar kesedapan. Maria belum pernah merasa kesedapan dan kenikmatan seperti ini. Maria rasa seperti terbang di awang-awang melayang di langit ketujuh.

Linggam mula beraksi pantas. Digerakkan punggungnya naik turun. Maria hanya mampu mengerang. Yang dirasanya hanya nikmat demi nikmat. Dinding indah yang digaru-garu oleh batang Linggam memberi perasaan yang sungguh lazat.

Selepas sepuluh minit menggerakkan punggugnya maju mundur maka Linggam tak tertahan lagi. Badannya bertambah kejang, maninya berkumpul dihujung batang, pancutan tak terkawal lagi. Linggam melepaskan pancutan dalam indah Maria yang lembab, hangat. Enam das ditembaknya. Tiap pancutan memberi perasaan nikmat yang teramat sangat. Seluruh simpanan benihnya dicurahkan ke rahim Maria. Maria terasa pangkal rahimnya basah dengan benih Linggam yang hangat. Terasa muara rahim terbuka luas menyedut benih-benih Linggam. Maria teramat puas dan bahagia. Memang sedap batang india rupanya.
sumber;http://malaysiastory.blogspot.com/search/label/malay%20story

Bercinta dengan istri tuan rumahku

Pertama sekali aku ingin perkenalkan diriku..Rizal. Aku tinggal menyewa di sebuah kawasan perumahan di PD.Aku berjiran dgn sepasang suami isteri iaitu Yusof dan isterinya FarrahSetiap hari Farrah menumpang kereta aku ke pejabat di Seremban.Aku bekerja sbgai akuantan disebuah bank manakala Farrah pulak merupakan setiausaha kepada pengurus contruction yang bangunannya berhampiran tempat aku bekerja. Suami dia tak dapat hantar dia sebab arah ke tempat kerja yang bertentangan. Manakala aku pula bekerja dekat bangunan yang hampir dgn pejabat si Farrah.Lagipun suami si Farrah mmg tak kisah sangat dengan aku sebab dia dah anggap aku ni mcm adik dia sendiri…aku pun mmg dah anggap mereka berdua mcm abg & kakak jugak walaupun kekadang naik stim gak aku tengok si Farrah waktu dlm perjalan ke pejabat setiap hari..nak pulak kalau hari hujan.rasa mcm nak terkam jer tetek dia yg membulat tu…tapi dalam hati jer la,he,he,he…apa2 pun perancangan untuk mengerjakan Farrah tetap ada Cuma waktu nya belum sampai.

Aku masih bujang manakala Yusoff dan Farrah sudah 6thn berkahwin dan mempunyai sepasang cahayamata berumur 4 & 8bln… Yusoff yang bekerja sbgai cikgu disebuah sekolah menengah di PD mmg jenis yg jarang keluar melepak diluar,boleh dikatakan setiap hari ada di rumah…sehinggalah suatu hari yang dia memberitahuku yg dia akan berkursus seminggu di INTAN KL.Dia ada mintak tolong aku tengok2an isterinya dan dua anak mereka sepanjang dia berkursus nanti….mmg takde masalah kataku dgn sepenuh ikhlas walaupun dalam hati terdetik perasaan gembira kerana hajatku untuk meniduri isterinya hamper menjadi kenyataan…

Bila si Yusof sedang berkursu Farrah akan aku ambil dan hantar setiap hari sepertimenunaikan janji aku kepada member aku yang aku akan take care dia punya wife.

Masuk hari ke-3,Farah meminta agar aku membawanya pergi ke shopping complex memandangkan barang keperluan rumahnya hampir habis…Kitaorg pun pergilah ke Terminal 1 & terus pulang ke rumah setelah selesai ber shopping.

Lepas shopping, Farrah janji nak ajak makan dinner kat rumah dia. So, malam itu aku pun ke rumah Liza seperti yang dijanjikan. Farrah menyambut aku dengan senyuman dan nampak ceria malam itu dengan mengenakan baju kelawar yg jenis kain licin hingga menampakkan lekuk tubuhnya. Rumah Farrah agak gelap sikit cahayanya pada waktu itu….dan kedua anaknya telahpun masuk tidur walaupun baru 9malam…tak tau la kalau mak nyer yg paksa diorg tido…

Selepas makan, kami duk tengok t.v. sambil borak-borak. Aku pula jadi stim dengan bau perfume yang Farrah pakai. Farrah pula malam tu jadi manja semacam. Batang aku mula keras. Jadi aku cuba sembunyikan dengan menutup peha aku dengan batal kecik yang ada kat sofa.Apa yang aku perhatikan terdapat kesan basah pada dada Farrah…aku pun bertanya,kenapa tu?Farrah menjawab dengan manja yg mengatakan babynya yg berusia 8bln tu masih menyusu lagi…tapi dia dah tido tanpa breast feeding dulu, Itulah sebabnya tetek I jadi kerasa mcm ni"kata Farrah selamba…nak harapkan bapaknya hisapkan pun takde…lain la kalau ada orang tu sudi hisapkan…boleh la reda sikit ketegangan ni.Aku still maintain dan buat2 tak faham mulanya walaupun dlm fikiran dah mula fikirkan yg bukan2….saja tak nak tunjuk gelojoh, Biar nampak jual mahal sikit kalau nak main bini orang ni…he,he..

Lama kami berbual. Perut aku dah sakit sebab stim memanjang. Nafsu aku pula memuncak. Setan betul-betul menggoda aku malam itu. Aku terus memegang tangan Farrah dan aku cium tangannya dan dengan perlahan aku usapkan teteknya yg tgh mengeras bagaikan nak meletup tu dari luar baju…..aku selak sikit baju kelawar Farrah sampai keteteknya…puh! !!tersembul satu permandangan indah yg tak terfikir olehku, Dgn tiba2 terpancut susu keluar dari celah coli yg Farrah pakai hingga tersembul bukit susu kembar bagaikan nak terkeluar dari sarang coli…aku pun tanpa berlengah terus menyoyot susu yg keluar dengan rakus dan lahap sekali….terdengar rintihan Farrah yg sedap mengerang ketika susunya mengalir deras ke dalam mulutku…"perlahan la sikit..sakit tau"kata Farrah.Setaelah hamper 10 minit menguli kedua2 bukit kembar Farrah sambil memicit2 putting teteknya yg semakin mengecil setelah kekeringan air susu…tapi putingnya yg ke hitam-hitaman sebesar ibu jari tetap menjadi santapan jemariku.. Sambil aku merayap ke bahu Farrah sambil meramas-ramas teteknya. Farrah diam tak terkata sambil membaringkan dirinya ke sofa empuk…

Aku memusingkan muka Farrah supaya mengadap aku. Farrah tidak membantah lalu mencium bibirnya yg halus sambil lidahku dgn ligat memintal lidahnya..sesekali aku menyedut lidahnya sampai tak bernafas….sambil Farrah membalas dgn sedutan yg hamper serupa membuatkan kami bagai berada di awangan dan buat sekita kami berehat sebentar mengambil nafas. Aku labuhkan kembali bibirku ke mulut Farrah dan Farrah menyambut bibirku dengan berahi sambil tanganku mula menyelak bahagian bawah pusat yg sudah penuh bertakung air nikmat…. Kami bercumbuan dan pada masa yg sama Farrah sudah memulakan tugasnya membogelkan aku yg masih berpakaian lengkap…satu persatu pakaianku dilucutkan sehinggalah aku seluar dalamku yg terakhir…Farrah dengan rakusnya menggenggam batangku yg sudah mengeras sambil menjilat lembut di hujung kepala zakarku….manakala tangannya yg sebelah lagi membelai sambil memicit putting dadaku.

Tangan aku terus meraba buah dada Farrah atas ke bawah. Buah dada Farrah aku ramas perlahan2 sambil batangku masih mundar mandir dlm kehangatan mulut Farrah….sungguh indah waktu itu,tak dapat aku gambarkan bagaimana aku benar2 teransang sehingga aku memegang kepala Farrah dengan kedua belah tanganku sambil menekan mesuk hamper keseluruhan batangku yg tak la sebesar mat salleh..tapi cukup bertenaga setakat nak puaskan wanita bernama Farrah.

Aku terus melakukan persetubuhan dengan Farrah. Tetek dan buritnya aku hisap dan jilat tanpa henti2 sehingga Farrah memancutkan airnya ke dalam mulutku buat kali ke-2. Farrah mengerang seperti di serang hysteria bila aku meneruskan jilatan dan gigitan lembut ke atas biji kelentitnya…. setelah aku puas mendera pukinya…dengan perlahan2 aku memasukkan batangku ke dalam burit Farrah..dengan sekali henjut terus ke dasar hingga membuatkan matanya terbeliak menahan serangan batangku yg begitu keras…aku merendamkan batangku hamper 5 minit sebelum meneruskan dayungan….tatkala itu Farrah tak habis2 merengek meminta aku mulakan dayungan disebabkan air nya yg terlalu banyak meleleh keluar…putting tetekku menjadi mangsa gigitan buas Farrah sehingga penuh di perutku bekas gigitan love bite.Aku pun dengan sepenuh tenaga memulakan dayungan hampi setengah jam lamanya dengan pelbagai posisi yg aku pelajari dari buku kamasutra dan jugak dari filem2 blue yg pernah aku tonton sblm ni…ini lah masanya aku hendak praktikkan apa yg aku angankan selama ini…
Diakhir persetubuhan itu…aku melepaskan 6 das tembakan air maniku tepat ke dalam rahim Farrah sehingga Farrah menjerit kepuasan….kami sama2 terkulai dan batangku masih terendam di dalam buritnya……aku benar2 puas kerana perkara yg bermain difikiranku selama ini telahpun menjadi kenyataan….Farrah terkulai layu dan terus tertidur dalam pelukanku….

Malam itu merupakan malam pertama kepada hubungan seks antara aku dan Farrah. Sehingga kini kami masih melakukannya walaupun suami dia sentiasa ada dirumah.. sebabnya kami mempunyai kesempatan melakukan hubungan seks ketika pergi & balik kerja…kadang2 kami ambil MC dan check-in kat mana2 hotel di seremban untuk melepaskan nafsu yg terpendam.Walaupun skrg aku sudah berkahwin.namun nafsuku terhadap Farrah tetap membara…..begitu juga dgn Farrah.
sumber;http://malaysiastory.blogspot.com/search/label/malay%20story